| dc.description.abstract | Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang dikelompokkan dalam hortikultura bersama dengan komoditas sayuran, biofarmaka, dan tanaman hias. Komoditas buah-buahan memberikan kontribusi pada PDB Nasional Indonesia, terbukti dengan nilai PDB nasional komoditas buah-buahan yang memberikan kontribusi yang paling besar pada sektor hortikultura. Kontribusi PDB nasional buah-buahan pada tahun 2007 sebesar 42.362 milyar atau sebesar 55,16 persen dari total nilai PDB Nasional Hortikultura. Buah-buahan dikenal memiliki berbagai kandungan yang penting bagi metabolisme tubuh seperti vitamin, mineral, protein, air dan serat. Asupan buah-buahan dibutuhkan untuk kesehatan tubuh manusia. Salah satu karateristik buah-buahan adalah perishable, mudah rusak karena pengaruh fisika (sinar matahari, benturan fisik) dan pengaruh biologis (mikroba, kapang). Diperlukan upaya dalam pengolahan lebih lanjut yang bertujuan untuk memberi nilai tambah dan memperpanjang masa simpannya sehingga dapat dikonsumsi kapan saja dan lebih praktis. Pengolahan tersebut dimungkinkan dapat meningkatkan kegemaran masyarakat dalam mengkonsumsi buah-buahan. Salah satu cara meningkatkan nilai tambah pada buah-buahan adalah dengan mengolahnya menjadi sari buah (juice). Jambu biji merupakan komoditas pertanian yang memiliki karakteristik seperti buah-buahan lainnya yaitu mudah rusak (perishable) atau busuk karena faktor benturan fisik atau proses biologis terlebih saat panen melimpah. Pembuatan sari buah jambu biji merupakan salah satu upaya dalam memperpanjang masa simpan dan menambah nilai jual jambu biji. Lipisari merupakan perusahaan pengolahan jambu biji menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Perusahaan tersebut mengolah jambu biji menjadi sari buah jambu biji dan dikemas dalam kemasan siap minum. Jus Jambu Lipisari mulai dikenal dikalangan masyarakat Subang sejak tahun 1988. Pemasaran produknya masih terbatas hanya mengandalkan nama B2PTTG LIPI yang dikenal sebagai pusat pengembangan teknologi tepat guna. Penjualan hanya mengandalkan konsumen yang datang ke PT. Lipisari Patna. Hal ini menyebabkan jaringan pemasaran produk belum luas sehingga kapasitas produksi perusahaan masih minim. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha PT. Lipisari Patna, (2) Membuat formula strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh manajemen Lipisari sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan, dan (3) Membuat perancangan strategi arsitektur strategik PT. Lipisari Patna untuk sepuluh tahun ke depan. Analisis yang digunakan adalah analisis rantai nilai untuk mengidentifikasi lingkungan internal. Analisis lingkungan umum dan lingkungan industri untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal. Matriks IFE, dan matriks EFE, matriks IE untuk mengetahui strategi inti perusahaan, matriks SWOT untuk memformulasikan strategi, dan arsitektur strategik untuk merancang strategi masa Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. ii depan. Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan enam faktor kekuatan yang memberikan skor kekuatan tertinggi pada matriks IFE adalah produk sari buah Lipisari telah memiliki kelengkapan perizinan dan dilengkapi barcode dengan nilai skor 0,358 dan produk sari buah Lipisari yang merupakan produk sari buah asli dan berkualitas dengan nilai skor 0,351. Sedangkan faktor kelemahan menghasilkan lima faktor kunci dengan kelemahan utama bagi perusahaan adalah promosi yang kurang gencar dengan skor 0,109 dan kelemahan mayor lainnya adalah manajemen yang kurang fokus dengan skor 0,113. Jumlah total skor matriks IFE secara keseluruhan adalah sebesar 2,474. Hasil identifikasi faktor eksternal menghasilkan lima faktor peluang dan lima faktor ancaman. Adanya tren mengkonsumsi makanan dan minuman berbahan alami dan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi sebagai peluang harus dimanfaatkan perusahaan dengan nilai skor 0,384, dan Selain itu juga LIPI Subang sebagai pusat pengembangan teknologi tepat guna dengan skor 0,373 menjadi peluang yang harus dimanfaatkan. Faktor yang menjadi ancaman utama adalah harga produk substitusi yang lebih murah dengan skor 0,233. Jumlah skor pembobotan matriks EFE adalah sebesar 2,387 dan dan kenaikan harga gula dengan skor 0,168. Jumlah total skor matriks EFE secara keseluruhan adalah sebesar 2,387. Penggabungan matriks IFE dan EFE dipetakan pada matriks IE yang menempatkan PT. Lipisari Patna pada posisi sel V (hold and maintain). Strategi yang cocok digunakan adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar. Formulasi strategi kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman hasil analisis matriks SWOT adalah (1) Melakukan pengembangan produk melalui diversifikasi dan diferensiasi produk, (2) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan brand image sebagai produk sari buah asli dan produk khas Subang di semua wilayah Kabupaten Subang, (3) Melakukan promosi secara intensif untuk mengenalkan merek produk ke pasar yang lebih luas, (4) Perbaikan manajemen perusahaan dan menggunakan tenaga manajer yang tidak terikat kerja dengan LIPI, (5) Memperluas jaringan distribusi dengan melakukan kerjasama dengan usaha minimarket dan agen minuman, (6) Melakukan efesiensi biaya produksi, (7) Melakukan kerjasama dengan pihak investor dalam mengembangkan usaha, (8) Melakukan variasi kemasan produk dalam menghadapi produk substitusi. Berdasarkan hasil rancangan arsitektur strategik pengembangan PT. Lipisari Patna, program yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan terbagi dua tahap yaitu program yang bersifat bertahap dan program yang bersifat terus-menerus. Program yang dihasilkan dari strategi-strategi hasil analisis SWOT diplotkan kedalam peta arsitektur strategik dengan memperhatikan rentang waktu untuk mengimplementasikan strategi-strategi tersebut. Rentang waktu pelaksanaan program yaitu sepuluh tahun (2009-2018) dengan 5 periode waktu. | id |