Perbedaan Perkotaan-Pedesaan Pada Faktor Penentu Pola Konsumsi, Asupan Zat Gizi Sagu dan Olahannya: Studi Kasus Di Kabupaten Luwu
Abstract
Status pola diet merupakan pertimbangan utama pada relasi antara gizi dan penyakit tidak menular (PTM). Keterkaitan kritis antara nutrisi makanan dan pola diet memiliki implikasi penting bagi pengembangan pedoman diet untuk meningkatkan status gizi dan pencegahan PTM. Pendekatan subtitusi bahan dapat menjadi alternatif untuk menilai pola konsumsi Kondisi yang tidak ideal di
Indonesia saat ini adalah masih tingginya konsumsi pangan jenis padi-padian (khususnya beras dan terigu). Upaya yang dapat diterapkan adalah dengan bahan pangan lokal lain seperti sagu. Sagu merupakan pati yang diekstraksi dari tanaman sagu (Metroxylon sp) dan telah dikonsumsi sebagai makanan tradisional di beberapa wilayah penghasil sagu di Indonesia salah satunya Kabupaten Luwu Sulawesi selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola konsumsi pangan olahan sagu di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Sedangkan tujuan khusus adalah menganalisis perbedaan pola diet daerah kota dan desa berdasarkan karakteristik sosio-demografi, frekuensi konsumsi pangan sagu, asupan energi dan zat gizi sagu, kontribusi pemenuhan energi dan zat gizi sagu, status gizi dan kesehatan berdasarkan profil antropometri serta asosiasi kontribusi pemenuhan gizi olahan sagu terhadap profil antropometri. Penelitian menggunakan desain cross sectional melalui survei dan wawancara menggunakan kuesioner yaitu kuantitatif (24-hours food recall,), dan
kualitatif (Food Frequency Questionnaire (FFQs). Cara pengambilan contoh dalam penelitian ini adalah non probably sampling yaitu dengan purposive sampling. Data karakteristik demografi, dan sosial ekonomi disajikan sebagai mean, standar deviasi dan persentase. Data frekuensi konsumsi sagu, asupan gizi, kontribusi pemenuhan gizi di analisis menggunakan independent sample t-test. Data hubungan jenis kelamin individu terhadap IMT, lingkar pinggang, lingkar lengan atas tengah di analisis menggunakan uji pearson chi square untuk melihat perbedaan distribusi antara tiap variabel, dan data kontribusi pemenuhan gizi (makro dan mikro nutrien) terhadap profil antropometri diuji dengan analisis korelasi Spearman's. Data mentah (raw data) yang telah dikumpulkan kemudian diolah ke program SPSS for windows versi 23, MINITAB versi 18 dan Microsoft excel 365 untuk dikategorikan
sesuai dengan kerangka konsep. Simpulan dari penelitian ini adalah Frekuensi konsumsi sagu individu umumnya dikategorikan baik pada wilayah desa dan kurang pada wilayah kota.
Kontribusi pemenuhan energi dan protein kelompok individu di kedua wilayah rata-rata dikategorikan sangat kurang. Kontribusi pemenuhan gizi karbohidrat yaitu dikategorikan lebih. Kontribusi pemenuhan gizi lemak dikategorikan lebih dan serat dikategorikan cukup. Individu laki-laki sebagian besar memiliki status gizi normal, dan individu perempuan sebagian besar mengalami kondisi pra obesitas hingga obesitas. Individu perempuan sebagian besar memiliki resiko diabetes
dengan persentase kejadian adipositas sentral pada populasi sampel lebih dari 50% (60.0%), sedangkan pada laki-laki sebagian besar individu memiliki status kesehatan yang normal (86.5%), sedangkan individu dengan ukuran lingkar lengan atas tengah sebagian besar menunjukkan gizi normal pada tiap wilayah. Asosiasi profil antropometri terhadap kontribusi pemenuhan gizi tidak berkorelasi pada
daerah kota sedangkan pada daerah desa menunjukkan korelasi signifikan.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2229]