Studi awal kandungan steroid dan uji aktifitas antibakteri ikan laut dalam (Satyrichthys welchi) dari perairan selatan Jawa
Abstract
Laut dalam wilayah Indonesia diduga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Laut dalam sebagai wilayah yang tidak mudah dijamah manusia, bukan hanya menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan, melainkan juga memendam beragam biota laut lainnya yang belum banyak diketahui.
Saat ini upaya pemenuhan kebutuhan obat baru dipenuhi melalui kerja eksploratif
yaitu pencarian dengan memvariasi struktur senyawa obat yang diperoleh dari sumber
daya alam. Sebagian masyarakat pesisir Banten telah memanfaatkan salah satu jenis
ikan laut dalam yang sering ditemukan para nelayan dari tangkapannya yaitu jenis
Satyrichthys welchi yang bisa memberikan khasiat aphrosidiach (obat kuat). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan asam amino, kadar proksimat, hormon steroid dan senyawa bioaktif yang terdapat pada ikan laut dalam Satyrichthys welchi.
Hasil analisis proksimat diperoleh kandungan protein sebesar 17,47%, lemak 1,22%, abu 1,13%, karbohidrat 0,71% dan air 79,44%. Hasil analisis asam amino teridentifikasi sekitar 17 jenis asam amino, yaitu 9 asam amino esensial (arginin, histidin, valin, treonin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin) dan 8 asam amino non esensial (asam glutamat, asam aspartat, alanin, serin, glisin, prolin, tirosin, sistein). Jenis asam amino tertinggi adalah asam glutamat yaitu 0,5405%.
Hasil uji aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada uji penapisan awal diperoleh zona hambat sebesar 0,5 dan 0,25 mm untuk ekstrak dengan pelarut etil asetat dan 0,75 dan 0,5 mm untuk ekstrak dengan pelarut kloroform. Ekstrak dengan pelarut metanol tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. Pada uji lanjutan penapisan awal digunakan ekstrak dengan pelarut etil asetat (ekstrak terbaik yang memiliki zona hambat terbesar) dengan peningkatan konsentrasi ekstrak, pengurangan jumlah media agar serta inokulum bakteri uji diperoleh zona hambat lebih besar yaitu sebesar 30, 24 dan 14 mm berturut-turut untuk bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan untuk kontrol positif kloramfenikol dihasilkan zona hambat sebesar 26,5, 3,5 dan 0 mm.
Hasil uji aktifitas antibakteri ekstrak Satyrichthys welchi dengan pelarut etil asetat pada beberapa konsentrasi ekstrak kasar (100, 200, 100 ppm) zona hambat mulai terbentuk pada konsentrasi ekstrak 200 ppm, pada bakteri S. aureus, sedangkan pada konsentrasi ekstrak 300 ppm terlihat zona hambat pada ketiga bakteri uji yaitu sebesar 5,5, 2,5 dan 2 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Dari hasil ini terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak zona hambat yang dihasilkan semakin besar.
Ekstrak kasar hasil ekstraksi steroid diidentifikasi dengan uji Liebermann Burchard dan diperoleh hasil yang positif dengan terbentuknya warna hijau pada ekstrak ikan Satyrichthys welchi dengan pelarut kloroform dan etil asetat.
Collections
- UT - Aquaculture [2038]