Show simple item record

dc.contributor.advisorNurhayati, Popong
dc.contributor.advisorSaptono, Imam Teguh
dc.contributor.authorP.S, Annisa Nur Widya
dc.date.accessioned2024-01-22T00:14:43Z
dc.date.available2024-01-22T00:14:43Z
dc.date.issued2024-01-19
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135336
dc.description.abstractRencana pemerintah mengenai pembangunan yang merata dan adil, serta adanya pertumbuhan ekonomi dan PDB perkapita pada tahun 2022 membuat nilai pembangunan konstruksi dan kebutuhan akan material bangunan ikut bertumbuh. Salah satu material bahan bangunan adalah baja. Sebenarnya baja meliputi banyak sektor bisnis yang peruntukkannya di segala industri. Tetapi PT XYZ fokus kepada bidang konstruksi. Pembangunan yang terus terjadi membuat permintaan baja terus meningkat. Tetapi utilisasi baja lokal hanya sebesar 40% saja. Produsen baja terbesar di dunia yaitu Cina jika dibandingkan dengan Indonesia memiliki produksi tahunan 65 kali lipat lebih tinggi dibanding Indonesia. Belum lagi negara-negara produsen lain seperti India yang ada di peringkat kedua. Perbandingan yang jauh ini membuat praktik dumping terjadi kepada Indonesia. Sektor bisnis BJLS yang digeluti perusahaan belum memiliki kebijakan anti-dumping yang dapat melindungi perusahaan lokal dengan menambah tarif masuk BJLS. Membuat produk BJLS dan bahan baku CRC asing tersebar di pasaran dan merusak harga pasar. Pasalnya, harga yang ditawarkan terlampau murah tanpa sertifikasi SNI dan penambahan bea masuk. Sementara PT XYZ memiliki kewajiban untuk memenuhi kebijakan SNI pada produknya. Membuat produk memiliki harga mahal karena biaya operasional yang besar. Perusahaan tergolong memiliki kapasitas produksi yang rendah dan tidak memiliki diferensiasi produk. Keadaan ini membuat perusahaan tidak bisa bersaing di pasar dan menyebabkan pendapatan laba bersih yang kecil. Perusahaan memerlukan manajemen strategi untuk meningkatkan performa. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal dengan variabel kompetitif Porter’s Five Forces, serta mengidentifikasi kerangka BMC saat ini yang memiliki sembilan elemen. Lalu melakukan pembobotan dengan matriks IFE dan EFE. Selanjutnya merumuskan posisi perusahaan yang hasilnya ada di kuadran v, untuk mendapatkan alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Kemudian merumuskan prioritas strategi dari delapan alternatif strategi yang ada. Prioritas tertinggi dengan besar STAS 7,60 adalah strategi penambahan distributor dan agen. Sementara strategi terendah dengan besar STAS 4,40 adalah pengembangan produk BJLS gelombang warna. Pada implikasi manajerial menggunakan kerangka BMC, terdapat penambahan poin pada elemen key partners, key activities, customer segments, cost structure, value propositions, customer relationship, dan channels. Beberapa yang lain terkena dampak dari prioritas strategi yaitu pada elemen key partners, key activities, key resources, dan revenue streams.id
dc.description.abstractThe government's plans for equitable and fair development in Indonesia keep going, as well as the economic and GDP growth in 2022. The value of construction and the need for building materials will also grow. One of the building materials is steel. Continuous development means steel demand continues to increase. The steel industry covers many business sectors and is used in all industries. However, local steel utilization is only 40%. The largest steel producer in the world, namely China, compared to Indonesia, has annual production 65 times higher than Indonesia. Not to mention other producing countries such as India, which is in second place. This comparison makes the practice of dumping occur in Indonesia. Galvanized products and foreign raw materials spread on the market, damaging market prices. The reason is that their price is too low without SNI certification and additional import duties. The galvanized business sector that the company is involved in still needs an anti-dumping policy that can protect local companies by increasing the BJLS entry tariff. Meanwhile, PT XYZ must fulfill SNI policies on its products. Making products has high prices because of high operational costs. The company is classified as having low production capacity and no product differentiation. This situation makes the company unable to compete in the market and causes small net profits. Companies need strategic management to improve performance. The research objective is to identify the internal and external environment with Porter's Five Forces competitive variables and identify the current BMC framework with nine elements. Then, do the weighting with the IFE and EFE matrix. Next, formulate the company's position, the results of which are in quadrant v, to obtain alternative strategies that suit the company's conditions, namely market penetration and product development. Then, formulate strategic priorities from the eight existing alternative strategies. The highest priority, with a STAS of 7.60, is the strategy of adding distributors and agents. The lowest strategy with a STAS of 4.40 is the development of galvanized corrugated color products. The managerial implications of using the BMC framework include additional points for key partners, key activities, customer segments, cost structure, value propositions, customer relationships, and channels. Strategic priorities also affect several others, namely key partners, key activities, key resources, and revenue streams. Meanwhile, have remained unchanged.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengembangan Bisnis Baja Lapis Seng (BJLS) Di PT XYZid
dc.title.alternativeDevelopment Strategy of Galvanized (BJLS) Business In PT XYZid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbusiness model canvassid
dc.subject.keyworddevelopmentid
dc.subject.keywordgalvanizedid
dc.subject.keywordmanagement strategicid
dc.subject.keywordsteelid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record