Pengaruh teknik pemberian ransum dan penambahan monensin dalam ransum terhadap performan ayam broiler umur 14 minggu
View/ Open
Date
2005Author
Humiati, Ceci Sri
Suci, Dwi Margi
Hermana, Widya
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pemberian ransum yang disusun berdasarkan periode pertumbuhan ayam dan pengaruh penambahan coccidiostat monensin dalam ransum terhadap performan ayam broiler umur 4 minggu.
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 ekor ayam broiler unaur satu hari yang diperoleh dari PT. Charoen Pokphand yang ditempatkan dalam 12 kandang dan masing-masing berisi 8 ekor. Ransum dan air minum diberikan ad libitum.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 2 x 2 dengan 3 ulangan. Teknik pemberian ransum sebagai faktor pertama (faktor A) dan monensin sebagai faktor kedua (faktor B). Faktor A terdiri dari 2 teknik pemberian ransum yaitu pemberian ransum yang disusun berdasarkan satu atau dua periode pertumbuhan, faktor B terdiri dari 2 level monensin yaitu O dan 100 mg/kg. Ransum disusun berdasarkan dua periode pertumbuhan (Scott et al., 1982) yang mengandung protein dan energi metabolisme ransum yaitu 24,8% dan 3.004,47 kkal/kg (0-2 minggu), dilanjutkan dengan protein 20,8% dan energi metabolisme 3.090,82 kkal/kg (2-4 minggu) dan berdasarkan satu periode pertumbuhan (NRC. 1971) dengan kandungan protein 23,11 % dan energi metabolisme 3.205,76 kkal/kg (0-4 minggu).
Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot badan akhir dan mortalitas. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan jika hasil berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian ransum yang disusun berdasarkan satu atau dua periode pertumbuhan dengan penambahan coccidiostat monensin tidak berbeda nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan hobot badan, konversi ransum, bobot badan akhir, serta mortalitas ayam penelitian. Pemberian ransum yang disusun berdasarkan satu periode pertumbuhan menghasilkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan bobot badan akhir yang tidak berbeda nyata (P>0,05) kecuali untuk konversi ransum nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan pemberian ransum yang disusun dengan dua periode pertumbuhan. Penambahan coccidiostat monensin 100 mg/kg menghasilkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan bobot badan akhir yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dibandingkan tanpa penambahan coccidiostat monensin (0 mg/kg). Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot badan akhir ayam broiler umur 4 minggu yang diperoleh dalam penelitian ini berturut-turut 1665,38-1757,59 gram/ekor, 855,00-943,48 gram/ekor,
iversity
1,81-2,05 dan 897,92-986,40 gram/ekor, sedangkan mortalitas ayam broiler adalah 0- 1,04%. Secara umum teknik pemberian ransum yang disusun berdasarkan satu atau dua periode pertumbuhan sesuai untuk pemeliharaan ayam broiler sampai umur 4 minggu ditinjau dari performan yang dihasilkan tidak berbeda nyata.