| dc.description.abstract | Amonia merupakan salah satu masalah bagi lingkungan di peternakan, bahkan bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit pada ternak atau peternaknya itu sendiri, dengan bau busuknya yang menyengat akibat adanya aktifitas mikrobia yang memecah senyawa dalam manur dan litter. Pemeliharaan ayam dilakukan selama tujuh minggu, pada minggu pertama dilakukan pengukuran suhu dan pH pada litter, dan analisis NH3 di akhir penelitian.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur umur 33 minggu sampai umur 40 minggu sebangak 48 ekor dengan bobot badan 1.313,81 ± 96.84 g/ekor. Ransum yang digunakan adalah ransum basal dengan kandungan Energi Metabolis dan Protein Kasar sebesar 2902,13 kkal/kg dan 16,27%. Penelitian îni terdiri dari 4 macam perlakuan, yaitu: 1) Ransum basal, 2) Ransum basal+7,5 ml/ekor/hari air rebusan daun dan batang sambiloto dalam air minum, 3) Ransum basal+15 ml/ekor/hari air rebusan daun dan batang sambiloto dalam air minum, 4) Ransum basal+22,5 ml/ekor/hari air rebusan daun dan batang sambiloto dalam air minum. Air rebusan daun dan batang sambiloto diperoleh dengan cara air dididihkan sebanyak 2 liter kemudian dimasukkan daun dan batang sambiloto sebanyak 15 gram dan dibiarkan selama 5 menit setelah itu didinginkan, sehingga dihasilkan sebanyak 1.5 liter. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan 4 ulangan. Peubah yang diamati adalah kadar amonia dalam manur, suhu litter, dan pH litter.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian air rebusan daun dan batang sambiloto 7,5 ml/ekor/hari sampai dengan perlakuan dosis 22,5 ml/ekor/hari tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap penurunan kadar amonia manur, suhu litter dan pH litter. | id |
