Show simple item record

dc.contributor.advisorPerwitasari, Dyah
dc.contributor.advisorMaharani
dc.contributor.authorDespitasari, Mieska
dc.date.accessioned2024-01-16T07:54:52Z
dc.date.available2024-01-16T07:54:52Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134886
dc.description.abstractMonyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) adalah hewan yang memiliki kedekatan filogenetik dengan manusia sehingga sering dipergunakan dalam penelitian biomedis. Belum berhasilnya eradikasi poliomyelitis di dunia menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan terhadap vaksin Polio. Pertambahan bobot badan (PBB) dan kondisi kesehatan M. fascicularis sebagai bahan baku dalam produksi vaksin Polio turut menentukan kualitas dan kuantitas vaksin yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari PBB dan kondisi kesehatan M. fascicularis bunting di penangkaran PT. Bio Farma (Persero). Sembilan ekor M. fascicularis bunting digunakan dalam penelitian ini. Pakan yang diberikan merupakan kombinasi dari monkey chow, jambu biji, pepaya, dan pisang kepok dengan formulasi tiga taraf kadar protein (17.19%, 12.91%. dan 8.60%). Masing-masing taraf kadar protein diberikan kepada tiga monyet. Tiga ekor M. fascicularis digunakan sebagai kontrol untuk masing-masing taraf. Pengaruh ketiga taraf pakan ini diolah dengan Analysis of Variance (ANOVA) menggunakan perangkat lunak Minitab. Obyek yang diberikan pakan dengan taraf protein tertinggi menunjukkan konsumsi protein tertinggi (16.28±0.62%) dengan efisiensi pakan tertinggi pula (94.72±3.60%). Hal ini berdampak terhadap total PBB yang tinggi (0.61 kg) serta rata-rata bobot fetus yang tinggi (0.35kg). Obyek kontrol menunjukkan pola konsumsi dan total PBB yang sama. Selain itu, kondisi kesehatan monyet diukur dengan parameter kadar total protein plasma dan hemoglobin. Kadar total protein plasma tertinggi pada obyek bunting dicapai oleh obyek dengan pakan bertaraf protein tertinggi. Hal ini berarti balıwa pakan perlakuan ini merupakan pakan yang paling efisien ditinjau dari ketersediaan protein yang siap dimetabolismekan di sel atau jaringan tubuh. Seluruh obyek penelitian mengalami penurunan kadar hemoglobin darah sebagai indikasi terjadinya anemia nutrisi selama kebuntingan, kecuali obyek bunting dengan perlakuan taraf protein 12.91%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMonyet ekor panjangid
dc.titlePertambahan bobot badan dan kondisi kesehatan monyet ekor panjang bunting di PT Bio Farma Perseroid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record