Show simple item record

dc.contributor.advisorAhmad, Usman
dc.contributor.authorPramudianti, Juli
dc.date.accessioned2024-01-10T02:33:36Z
dc.date.available2024-01-10T02:33:36Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134333
dc.description.abstractPepaya mempunyai masa simpan yang sangat pendek. Menurut Pantastico (1986) pepaya yang dipanen saat buahnya berwarna kuning pada ujung atau diantara geligir-geligirnya dapat disimpan selama 4-5 hari dalam suhu ruang tanpa perlakuan. Penanganan pasca panen yang masih sederhana menyebabkan buah menjadi cepat rusak. Kerusakan buah dapat memacu respirasi (Phan et al., 1993). Upaya memperpanjang umur simpan buah pada prinsipnya adalah menghambat laju pematangan buah, sehingga waktu untuk mencapai tingkat kematangan maksimal (siap konsumsi) dapat diperpanjang dengan pertimbangan nilai gizinya tidak banyak berkurang atau rusak. Etilen adalah suatu gas yang digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan (Winarno dan Aman, 1981). Dengan adanya etilen proses respirasi akan berlangsung segera dan ikut dalam proses reaksi pematangan. Pada buah klimaterik pengaruh atau respon etilen hanya pada fase pre-klimaterik, sedangkan pada buah non-klimaterik aktivitas respirasi dan pematangan dapat dipercepat pada semua fase tahap kematangan. Kalium permanganat (KMnO4) dapat mengoksidasi etilen dan mengubahnya menjadi bentuk etilen glikol dan mangan dioksida. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari laju respirasi pepaya pada beberapa suhu penyimpanan dingin untuk menentukan suhu penyimpanan yang optimum, mengamati perubahan parameter mutu pepaya segar yang disimpan dengan tambahan penyerap gas etilen dan menentukan umur simpan pepaya segar dengan tambahan penyerap gas etilen dalam suhu penyimpanan yang optimum. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah arang tempurung kelapa, larutan kalium permanganat jenuh (KMnO4 jenuh), bahan perekat (lem kanji) sebagai penyerap gas etilen dan pepaya Bangkok yang diperoleh dari Petir, Cibereum, Bogor. Alat-alat yang digunakan meliputi lemari pendingin, gas kromatografi, timbangan analitik, chamber berukuran (20x20x45) cm dan (50x30x20) cm, oven, furnace, kompor, cosmotektor, penetrometer dan refraktometer. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui aktivitas respirasi pepaya pada beberapa suhu penyimpanan yaitu 10 °C, 15 °C, 20 °C dan suhu ruang. Pepaya dimasukkan dalam chamber dan diukur kandungan gas CO₂ dan O₂ nya setiap 4 jam sekali sampai hari kedua dan 8 jam sekali sampai hari ke sepuluh. Bahan penyerap etilen ini terbuat dari campuran arang tempurung kelapa dan larutan pengikat. Bahan penyerap etilen yang telah terbentuk direndam dalam larutan KMnO, selama 10 menit sebelum digunakan. Penelitian utama dilakukan dengan menyimpan sejumlah pepaya dengan 3 perlakuan yaitu, tanpa penyerap ellen, dengan penyerap etilen 20 g dan dengan penyerap etilen 40 g yang semua perlakuan disimpan pada suhu 15 "C. Pengamatan dilakukan setiap 4 hari sekali, pengamatan yang dilakukan meliputi konsentrasi etilen, kekerasan, TPT, susut hobot dan uji organoleptik. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPepayaid
dc.titleKajian penyerapan gas etilen dalam penyimpanan pepaya segar Carica papaya L.id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record