Emisi gas rumah kaca di Wilayah Kabupaten Bogor
Abstract
Meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan perubahan pola konsumsi ternyata telah berdampak terhadap meningkatnya kerusakan alam dan pencemaran lingkungan. Sumber pencemaran dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sumber pencemaran yang tidak bergerak (industri dan kegiatan rumah tangga) dan sumber pencemaran yang dapat bergerak (kendaraan bermotor). Masalah lingkungan yang ditimbulkan antara lain sampah serta limbah buangan yang dapat menimbulkan bau menyengat dan terbentuknya gas diantaranya CH4, CO2, CO, H2S dan gas lainnya.
Berbagai zat atau gas yang dilepaskan ke atmosfer telah menyebabkan efek rumah kaca yang berperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan global dipengaruhi oleh faktor suhu atmosfer. Suhu atmosfer ini ditentukan oleh gas-gas yang terkandung di dalamnya yang disebut sebagai gas rumah kaca (GRK). GRK yang penting dalam atmosfer antara lain CO2, CH4, dan N₂O (Murdiyarso, 1994). Kemudian beberapa tahun belakang ini (tahun 1990-an) diketahui bahwa gas CFC's juga merupakan gas rumah kaca karena CFC's merupakan zat perusak yang dapat mengurangi lapisan ozon stratosferik di atmosfer.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi sumber-sumber emisi gas rumah kaca di Kabupaten Bogor serta menghitung besar emisi gas rumah kaca dari masing-masing sumber emisi.
Menurut Darmstadter (1993), efek rumah kaca (ERK) merupakan suatu fenomena dimana radiasi matahari menuju bumi yang melewati atmosfer, sebagian besar diserap oleh permukaan bumi untuk memanaskan bumi dan sebagian dipantulkan kembali ke luar angkasa. Selain itu, ada sebagian radiasi matahari tidak dapat melewati atmosfer sehingga dipantulkan kembali oleh atmosfer ke luar angkasa. Permukaan bumi meradiasikan sinar infra merah menuju luar angkasa. Sebagian sinar infra merah ini dapat melewati atmosfer menuju ke luar angkasa dan sebagian ada yang diserap oleh molekul gas rumah kaca di atmosfer dan di pancarkan kembali ke permukaan bumi. Proses ini dapat berlangsung berulang kali, sementara radiasi matahari yang masuk juga terus bertambah. Akibatnya terjadi akumulasi panas di atmosfer.
Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Bogor, dimulai pada bulan Februari 2004 dan berakhir pada bulan Juli 2004. Data diperoleh dari sejumlah perusahaan serta DLLAJR (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya) di wilayah Kabupaten Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi: data penggunaan bahan bakar industri yang diperoleh dari quesioner, data penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor dan data jumlah kendaraan bermotor, data dari KBDA (Kabupaten Bogor Dalam Angka) tahun 2002, serta data dari Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tahun 2002. ...
