Separasi Garam Natrium Dan Protein Pada Putih Telur Asin Menggunakan Membran Ultrafiltrasi
View/ Open
Date
2024Author
Paradigma, Hening
Sitanggang, Azis Boing
Budijanto, Slamet
Metadata
Show full item recordAbstract
Putih telur asin merupakan produk samping bernilai jual rendah dari produk
kuning telur asin. Peningkatan nilai jual putih telur asin dapat dilakukan dengan
menurunkan kadar garam natrium dan mempertahankan kadar protein yang
terkandung di dalamnya. Salah satu metode untuk menurunkan kadar garam
natrium sekaligus mempertahankan kadar protein adalah penyaringan
menggunakan membran ultrafiltrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh ukuran membran dan tingkat pengenceran terhadap kandungan protein
dan garam hasil desalinasi putih telur asin, mengidentifikasi model pemampatan
dan menganalisis perubahan profil asam amino selama penyaringan.
Putih telur asin disaring dengan membran berukuran pori sebesar 20, 10 dan
5 kDa dengan tingkat pengenceran 5X dan tidak diencerkan. Proses penyaringan
menggunakan reaktor membran dengan jenis membran Polyethersulfone (PES),
berdiameter 4 cm, tekanan 1 bar dan menggunakan sebuah pengaduk dengan
kecepatan 300 rpm. Penyaringan 90 cm3 larutan putih telur asin dilakukan selama
dua jam. Saat penyaringan dilakukan perhitungan fluks permeat sebagai bahan
analisis model pemampatan. Setelah dilakukan penyaringan, produk yang
digunakan adalah larutan putih telur yang ada di retentat. Sedangkan larutan yang
ada di permeat merupakan larutan garam dan molekul dengan berat jenis di bawah
Molecular Weight Cut Off (MWCO) membran. Sampel retentat dan permeat
kemudian dianalisis kandungan garamnya menggunakan metode Mohr serta
kandungan protein dengan metode Bradford untuk menentukan jumlah garam dan
protein awal dan akhir. Kemudian dilakukan analisis reologi sampel putih telur
awal dan retentat masing-masing perlakuan untuk mengetahui adanya perubahan
sifat reologi sebelum dan setelah penyaringan menggunakan rheometer. Kemudian
ditentukan ukuran membran terbaik dan tingkat pengenceran terbaik. Dilakukan
analisis asam amino untuk sampel putih telur awal dan sampel hasil retentat dan
permeat penyaringan dengan ukuran membran dan tingkat pengenceran terbaik. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan asam amino yang
disebabkan oleh penyaringan.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah penyaringan putih telur asin
menggunakan membran ultrafiltrasi memungkinkan untuk dilakukan. Seluruh
ukuran membran yang diteliti mampu menahan seluruh protein yang ada pada putih
telur asin. Tingkat pengenceran tidak berpengaruh pada protein yang hilang.
Namun, tingkat pengenceran berbanding lurus dengan berat protein yang
didapatkan. Tingkat desalinasi memiliki korelasi positif dengan berat permeat.
Tingkat pengenceran dan ukuran pori membran berpengaruh signifikan pada berat
permeat. Model pemampatan yang berhasil diidentifikasikan dengan simulasi
adalah model cake filtration. Tidak ada perubahan yang signifikan pada profil asam
amino sebelum dan setelah filtrasi. Jenis asam amino tertinggi dari hasil
penyaringan adalah asam glutamat, serin, fenilalanin dan leusin. Salted egg white is a collateral product with low selling value from salted egg
yolk. Increasing the selling value of salted egg whites can be done by lowering the
levels of sodium salt and maintaining the levels of protein contained therein. One
method to reduce sodium salt levels while maintaining protein levels is filtering
using membrane ultrafiltration. This study aims to analyze the effect of membrane
size and dilution level on the protein and salt content of salted egg white
desalination, identify compression models and analyze changes in amino acid
profiles during filtration.
Salted egg white was filtered through a membrane with a pore size of 20, 10
and 5 kDa with a dilution level of 5X and not diluted. The filtering process uses a
membrane reactor with a type of membrane Polyethersulfone (PES) membrane, 4
cm in diameter, 1 bar pressure and uses a stirrer with a speed of 300 rpm. Filtering
90 cm3 of salted egg white solution was carried out for two hours. When filtering,
permeate flux is calculated as material for the analysis of the compression model.
After filtering, the product used is a solution of egg white that is in retention. While
the solution in the permeate is a solution of salt and molecules with a specific
gravity below the Molecular Weight Cut Off (MWCO) membrane. Then the
retention and permeate samples were analyzed for salt content using the Mohr
method and protein content using the Bradford method to determine the initial and
final amounts of salt and protein. Then, check the rheological samples of the initial
and retentate egg whites of each treatment to determine any changes in rheological
properties before and after screening with a rheometer. Then determined the best
membrane size and the best dilution level. Amino acid analysis was carried out for
the initial egg white sample and the sample resulting from retention and permeate
filtering with the best membrane size and dilution level to determine whether there
was an amino change due to filtering.
The research results obtained are that it is possible to filter salted egg whites
using ultrafiltration membranes. All membrane sizes studied were able to hold all
the protein present in salted egg whites. The degree of dilution had no effect on
protein loss. However, the degree of dilution is directly proportional to the protein
weight obtained. Desalination rate has a positive correlation with permeate weight.
The degree of dilution and the pore size of the membrane have a significant effect
on the weight of the permeate. The compression model identified by the simulation
is the cake filtration model. There were no significant changes in the amino acid
profile before and after filtration. The highest types of amino acids from the
screening results are glutamic acid, serine, phenylalanine and leucine.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2270]