Show simple item record

dc.contributor.advisorYuliana, Nancy Dewi
dc.contributor.advisorBudi, Faleh Setia
dc.contributor.authorPutri, Silmiyah
dc.date.accessioned2024-01-08T03:53:53Z
dc.date.available2024-01-08T03:53:53Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134080
dc.descriptionTugas akhir ini tidak segera ditampilkan di repository IPB karena masih menunggu penerbitan jurnal.id
dc.description.abstractLemak babi atau turunannya biasanya dicampur oleh produsen makanan dengan minyak hewan lain atau minyak nabati karena harganya yang murah, dan untuk mendapatkan tekstur tertentu. Pencampuran minyak menggunakan minyak babi merupakan masalah serius terutama dalam hal agama. Makanan yang mengandung babi dan turunannya dilarang bagi umat muslim. Sampai saat ini, berbagai metode telah dilakukan untuk membedakan dan mendeteksi lemak babi dalam lemak dan minyak hewani, akan tetapi masih memiliki kekurangan yaitu membutuhkan persiapan sampel yang rumit dan membutuhkan biaya yang mahal. Penandaan gugus fungsi pada FTIR-ATR disebut juga dengan fingerprint. Perbedaan komposisi asam lemak pada minyak dan lemak hewani mengakibatkan produk pangan memiliki fingerprint yang berbeda – beda. Oleh karena itu, kemampuan FTIR-ATR sebagai teknik fingerprint dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengidentifikasi keberadaan minyak babi di dalam minyak hewani. Komposisi senyawa volatil antara satu minyak hewani dengan minyak hewani lainnya berbeda-beda, sehingga GC juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan minyak babi di dalam minyak hewani. Setiap minyak dan lemak memiliki viskositas yang berbeda-beda, sifat fisik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan minyak babi di dalam minyak hewani. Viskositas diukur menggunakan viskometer brookfield. Data yang dihasilkan dari FTIR-ATR, dan SPME-GC-MS, dianalisis menggunakan PCA (principal component analysis), dan OPLS-DA (orthogonal projection to latent structure – discriminant analysis) dengan bantuan perangkat lunak SIMCA v.13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FTIR-ATR belum dapat membedakan antara minyak babi dan minyak sapi. FTIR-ATR mampu mengidentifikasi keberadaan minyak babi dalam minyak ayam sampai konsentrasi terendah (10%) dan lemak kambing pada konsentrasi minyak babi yang besar dari 40%. Teknik SPME yang dikombinasikan dengan GC-MS dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan minyak babi pada minyak hewani dengan lebih baik dari FTIR-ATR. Analisis data senyawa volatil menggunakan OPLS-DA berhasil mengidentifikasi komponen penanda pada masing-masing minyak dan lemak hewani. Teknik SPME dikombinasikan dengan GC-MS mampu mendeteksi keberadaan minyak babi pada minyak hewani lain pada konsentrasi terendah yang digunakan dalam penelitian ini (10%), sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan instrumen/alat pendeteksi minyak babi pada penelitian selanjutnya. Pencampuran minyak babi ke dalam minyak hewani non babi meningkatkan viskositas pada konsentrasi penambahan minyak babi yang rendah, akan tetapi pada konsentrasi tinggi (lebih besar dari 40%) viskositas minyak hewani akan menyerupai viskositas minyak babi.id
dc.description.sponsorshipSIMAK AKSI 2022, LPPOM MUIid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDeteksi Minyak Babi pada Minyak Hewani Berdasarkan Profil FTIR-ATR, Volatilom dan Viskositasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnimal oilid
dc.subject.keywordFTIR-ATRid
dc.subject.keywordGC-MSid
dc.subject.keywordviscosityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record