Fertilitas pada keluarga nelayan d Kelurahan Pasei Nan Tigo, Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat
View/ Open
Date
2005Author
Mega, Ade
Muflikhati, Istiqlaliyah
Sobari, Moch. Prihatna
Metadata
Show full item recordAbstract
Rumah tangga nelayan pada umumnya memiliki persoalan yang lebih kompleks dibandingkan dengan rumah tangga pertanian. Rumah tangga nelayan memiliki ciri-ciri khusus seperti pemanfaatan sumber daya ikan yang bersifat open access, sebagian besar nelayan memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga banyak masyarakat nelayan yang menikah di usia muda.
Menyadari hal di atas, maka pemerintah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah mencanangkan suatu program yang disebut dengan Keluarga Berencana (KB). Program ini secara resmi menjadi program nasional pada tahun 1970. Tujuan program KB adalah selain untuk mengendalikan jumlah penduduk, juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menanamkan norma keluarga kecil.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghitung tingkat fertilitas keluarga nelayan. (2) Menggambarkan faktor-faktor sosial ekonomi yang berkaitan dengan tingkat fertilitas keluarga nelayan. (3) Menawarkan rekomendasi dan sumber informasi kepada instansi-instansi yang berkait dengan fertilitas (khususnya nelayan) dan kependudukan. Penelitian dilakukan di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah dengan metode studi kasus. Metode Pengambilan contoh dilakukan secara Cluster Random Sampling (pengambilan sampel secara acak berumpun) terhadap keluarga nelayan pemilik dan buruh.
Data yang diperoleh di lapangan dianalisis secara deskriptif dan untuk menghitung tingkat fertilitas digunakan rumus Crude Birth Rate (CBR), General Fertility Rate (GFR), Age Spesific Fertility Rate (ASFRx), dan Total Fertility Rate (TFR). Keluarga nelayan pemilik dan buruh di Kelurahan Pasie Nan Tigo masing-masing memiliki jumlah anak lahir hidup sebanyak 3 orang. Faktor-faktor sosial ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat fertilitas adalah: umur suami dan istri, tingkat pendidikan istri dan suami, umur menikah pertama kali, status kerja istri dan pendapatan keluarga Di kelurahan ini faktor-faktor sosial ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi fertilitas adalah tingkat pendidikan suami, pemakaian alat kontrasepsi dan usia menikah pertama kali.
Collections
- UT - Agribusiness [4548]