| dc.description.abstract | Peralihan sistem pemeliharaan dari sistem gembala menjadi semi intensif dan intensif pada usaha peternakan itik petelur di Desa Rejoagung mengakibatkan kebutuhan modal menjadi lebih besar merupakan permasalahan bagi peternak dalam melakukan usaha. Selain itu, pengetahuan peternak yang masih sedikit tentang manajemen, recording, dan informasi pasar mengakibatkan para peternak dan pihak lain juga membutuhkan pertimbangan dalam melakukan usaha terutama pada skala yang lebih besar.
Penelitian ini menggunakan sampel yang diambil secara proporsional dari populasi yang telah dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan jumlah itik yang dipelihara (Stratified Random Sampling) yaitu kelompok pertama dengan 80-163 ekor, kelompok kedua dengan 164-451 ekor, dan kelompok ketiga dengan 452-1200 ekor. Pemilihan sampel untuk menjadi responden dilakukan secara acak.
Peternak menggunakan sistem semi intensif dalam memelihara itik dan cukup meluangkan waktu sekitar tiga jam setiap hari atau setara dengan 0,375 HKP (Hari Kerja Pria). Selain sebagai pengelola, peternak juga berfungsi sebagai tenaga kerja dengan dibantu oleh anggota keluarga yang lain, tetapi terdapat juga peternak yang menggunakan tenaga kerja dari luar dengan cara memberikan upah. Upah yang diberikan besarnya sama dengan yang berlaku di daerah setempat, yaitu Rp.15.000,00 per HKP. | id |
