Show simple item record

dc.contributor.advisorSeminar, Kudang Boro
dc.contributor.authorHarlis, Eko Baskoro
dc.date.accessioned2023-11-15T07:21:36Z
dc.date.available2023-11-15T07:21:36Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132332
dc.description.abstractIndonesia berpotensi dalam bidang perikanan darat maupun laut, dimana bidang ini dianggap sebagai "The Sleeping Giant". Budidaya ikan berpotensi untuk dikembangkan. Daging ikan mempunyai kandungan kolesterol yang rendah dan rasanya khas, sehingga ikan banyak digemari masyarakat. Hal ini terlihat dari data statistik yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumsi ikan dari 3,70532 juta ton pada tahun 1993 menjadi 4,2362 juta ton pada tahun 1995 atau mengalami peningkatan sebesar 2, 85 % per tahun dan pada tahun 1996 mengalami peningkatan lagi sebesar 4, 78 % (Mudjijo, 1996). Sementara ini, petani ikan. dalam menghitung jumlah bibit masih menggunakan cara konvensional yakni menggunakan mata telanjang dan metode ini diyakini tidak efisien dan efektif apabila jumlah bibit yang akan dihitung mencapai ratusan bahkan ribuan. Alat pencacah bibit ikan dengan berbasis berat pada penelitian ini mampu memberikan solusi dalam peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja dalam pembibitan, baik masalah waktu, biaya maupun penghitungan. Disamping itu alat ini merupakan teknologi alternatif tepat guna. Rancangan fungsional alat pencacah bibit ikan dimulai dari bak penampungan, unit timbang, transducer, rangkaian amplifier dan alat peraga. Masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, namun merupakan suatu rangkaian sistem yang tidak terpisah dan saling mendukung dalam mekanisme kerja alat. Dari perancangan alat pencacah, bak penimbangan mempunyai kapasitas sebesar 1,028 kg. Sedangkan unit timbang berkapasitas 1,439 kg dan sensor strain gage dirancang untuk kapasitas maksimal 1,3 kg dengan safety factor 2. Rangkaian amplifier akan menguatkan sinyal listrik sebesar 20440 kali dari sinyal listrik yang keluar dari transducer. Pengujian ketepatan penghitungan alat dilakukan dengan menggunakan dua objek bibit ikan, yaitu bibit ikan patin dan nila. Untuk perhitungan bibit ikan patin dengan kelipatan 10 ekor dihasilkan koefisien determinasi sebesar 0,9994, artinya ketepatan perhitungan alat adalah 99,94 %. Sedangkan pada perhitungan bibit ikan patin dengan kelipatan 20 ekor dihasilkan koefisien determinasi sebesar 0,9998 dan mempunyai ketepatan perhitungan 99,98 %. Untuk perhitungan bibit ikan patin pada kelipatan 50 ekor didapat koefisien determinasi sehingga ketepatan perhitungannya adalah 100 %. Pada penghitungan 250 bibit ikan patin di semua kategori kelipatan mempunyai berat 92,5 gram, 92,04 gram dan 90,65 gram sehingga didapatkan berat rata-rata per ekor bibit ikan patin yang berumur enam minggu adalah 0,37 gram. Untuk pengujian langsung pada kapasitas bibit ikan maksimal 250 ekor bibit didapatkan tegangan 90,65 milivolt dan waktu pengujian 1 menit 32 detik. Tegangan tersebut tidak berbeda dengan tegangan keluaran pada pengujian kelipatan 50 bibit. Sementara, penghitungan oleh petani ikan dengan mata telanjang mampu menghitung 100 ekor bibit setiap 5 menitnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat pencacah mampu menghitung lebih cepat dari ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcTeknologi Pertanianid
dc.subject.ddcTeknik Pertanianid
dc.subject.ddcTeknik Mesinid
dc.titleAlat pencacah bibit ikan berbasis beratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordIkanid
dc.subject.keywordAlat pencacahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record