Analisis kelayakan usaha penyulingan minyak nilam (patchouli oil) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara
Abstract
Indonesia merupakan negara penghasil minyak atsiri terbesar kedua di Asia dan terbesar ke tujuh di dunia. Salah satu minyak atsiri yang cukup terkenal dan memiliki pangsa pasar besar di pasar internasional adalah minyak nilam. Melihat potensi yang ada dalam minyak nilam, maka PT. Perkasa Primatama Mandiri membuka usaha yang bergerak di bidang perkebunan dan penyulingan minyak nilam. PT. Perkasa Primatama Mandiri merupakan perusahaan baru dan satu-satunya yang melakukan penyulingan minyak nilam dengan menggunakan teknologi modern (heater) di Sumatera Utara. Mengingat dalam membuka usaha penyulingan minyak nilam yang menggunakan teknologi modern membutuhkan investasi yang besar, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan perusahaan memberikan keuntungan atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan usaha penyulingan minyak nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan, (2) menganalisis kelayakan finansial usaha penyulingan minyak nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri, apabila usaha ini dilakukan dalam dua skenario, dan (3) menganalisis sensitivitas usaha penyulingan minyak nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usaha dengan menggunakan metode switching value. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkasa Primatama Mandiri yang berlokasi di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2009. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menilai kelayakan aspek non finansial disajikan dalam bentuk uraian secara deskriptif, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha penyulingan minyak nilam berdasarkan empat kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period. Bedasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan. Dilihat dari permintaan dan penawarannya, minyak nilam memiliki potensi pasar yang tinggi. Minyak nilam yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki keunggulan karena telah memiliki standar kualitas produk ekspor yaitu memiliki PA (patchouli alcohol) 35 persen sampai 36 persen, memiliki rendemen 2,5 persen sampai 5 persen, memiliki aroma khas dan berwarna merah kecoklatan, serta minyak yang dihasilkan lebih jernih karena dihasilkan dari mesin suling yang terbuat dari stainless steel dengan sistem penyulingan uap tidak langsung yang iii menggunakan teknologi modern (heater). Minyak nilam yang dihasilkan oleh perusahaan akan dipasarkan ke beberapa kota dalam negeri seperti Medan dan Jakarta. Selain itu perusahaan juga berencana akan melakukan ekspor ke Singapura, Cina, Jepang, dan Korea. Perusahaan sudah memiliki struktur organisasi formal dimana dalam pelaksanaannya sudah terdapat pembagian tugas yang jelas antara pengelola dan karyawan. Dalam pendirian usahanya perusahaan telah memperoleh ijin usaha berupa ijin perkebunan dari Dinas Perkebunan. Usaha yang dijalankan perusahaan sangat didukung oleh masyarakat karena tidak memberikan dampak buruk baik terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitar. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan pada tingkat diskonto 33,3 persen, yang diambil berdasarkan tingkat dividen yang diterima oleh masing-masing investor dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil NPV sebesar Rp 563.632.417 menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan selama umur proyek adalah sebesar Rp 563.632.417. Net B/C sebesar 2,93 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2,93 dan IRR sebesar 119,64 persen menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan akan bernilai nol pada tingkat suku bunga atau diskonto 119,64 persen. Periode pengembalian investasi akan diperoleh setelah 1 tahun 11 bulan 26 hari. Karena periode pengembalian investasi yang diperoleh kurang dari umur proyek yang ditentukan yaitu 10 tahun, maka investasi pada usaha penyulingan minyak nilam ini layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas dengan menggunakan metode switching value menunjukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan baik penurunan harga jual maupun penurunan jumlah produksi minyak nilam dan daun kering. Batas maksimal perubahan terhadap penurunan harga jual dan jumlah produksi minyak nilam dan daun kering masing-masing sebesar 18,94 persen. Apabila perubahan yang terjadi melebihi batas tersebut, maka usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan perusahaan menjadi tidak layak atau tidak menguntungkan. Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang dapat diberikan antara lain : (1) perusahaan sebaiknya melakukan skenario III yaitu melakukan peningkatan kapasitas produksi dengan penambahan jumlah ketel suling kapasitas 100 kg terhadap usaha yang dilakukan saat ini, (2) perusahaan sebaiknya meningkatkan kegiatan promosi melalui website sehingga semua orang baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri dapat mengetahui informasi tentang minyak nilam yang dihasilkan oleh perusahaan, (3) perusahaan sebaiknya melakukan kontrak dengan perusahaan lain yang menjadi pasar tujuan minyak nilam yang dihasilkan perusahaan agar perusahaan terhindar dari kerugian akibat harga minyak nilam yang berfluktuatif karena harga yang diterima perusahaan akan relatif lebih stabil.
Collections
- UT - Agribusiness [4770]

