| dc.description.abstract | Dalam usaha konservasi tanah dan air, dikenal beberapa cara yang perlu dilakukan diantaranya adalah pembuatan teras tanggul, bendungan, bendungan pengendali (check dam) dan waduk. Tanggul adalah bendungan urugan homogen, karena bahan yang membentuk tubuh tanggul terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran butiran tanah) hampir seragam. Tanggul dibangun untuk menahan aliran air dan menyangga permukaan air sehingga air yang masuk ke saluran dapat dikendalikan.
Rembesan yang terjadi pada tanggul akan membentuk suatu pola aliran air di dalam tubuh tanggul. Dengan adanya aliran air atau garis rembesan pada tubuh tanggul tersebut, akan menyebabkan naiknya tekanan air pori sehingga mengakibatkan menurunnya kekuatan geser tanah dan mengakibatkan butir-butir kecil dari tanah akan terbawa air dan terjadilah erosi yang makin lama makin besar dan biasanya terjadi dalam waktu yang sangat cepat (gejala "piping").
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan dalam pembuatan tanggul dengan menggunakan model, mengetahui garis rembesan (phreatic) dan aliran air pada tubuh model tanggul serta menganalisis jumlah debit rembesan terhadap bahaya piping dalam tubuh model tanggul dengan menggunakan bahan tanah Latosol Darmaga, Bogor.
Model tanggul dibuat berdasarkan dimensi tanggul yang direncanakan. Tinggi muka air direncanakan sebesar 1.50 m, lebar atas (w) tanggul sebesar 1.50 m. tinggi jagaan (freeboard) tanggul direncanakan sebesar 0.6 m serta kemiringan talud 1:3 untuk di hulu maupun di hilir tanggul. Selanjutnya untuk dimensi model tanggul secara keseluruhan menggunakan perbandingan skala 1:12 dari ukuran dimensi tanggul yang sebenarnya.
Model tanggul dibuat dalam sebuah kotak model dengan menggunakan bahan acrylic yang dilengkapi dengan inlet, spillway sebagai kontrol ketinggian air, | id |
