dc.description.abstract | Ikan hias merupakan salah satu komoditi non migas yang potensial karena semakin banyaknya
permintaan baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu jenis ikan hias yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan banyak permintaan di pasaran adalah ikan Betta (Betta splendens). Selain
digunakan sebagai ikan laga, ikan betta jantan mempunyai hiasan warna tubuh yang indah dengan sirip yang panjang. Hal ini mengakibatkan adanya usaha untuk meningkatkan populasi monoseks ikan betta jantan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah merendam embrio dalam larutan hormon l 7α.-metiltestosteron.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman embrio dengan lama waktu yang 6, 8, 10 dan 12 jam menggunakan 20 mg/] hormon 17a. metiltestosteron terhadap nisbah kelamin ikan betta. Perendaman embrio dimulai pada saat fase bintik mata yaitu ± 30 jam setelah pembuahan.
Parameter uji pada percobaan ini adalah penghitungan derajat penetasan telur, derajat kelangsungan
hidup larva umur 2 minggu dan 90 hari. Persentase jenis kelamin jantan secara morfologi dapat
dilihat setelah ikan berumur 3 bulan. Hasilnya dipastikan melalui pengujian gonad dengan pewarnaan asetokarmin. Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian diuji dengan menggunakan uji antara 2 nilai proporsi serta dianalisa secara deskriptif
Uji proporsi menunjukkan bahwa proporsi jenis kelamin ikan betta jantan yang diberi perlakuan
hormon memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi ikan bettajantan yang tidak diberi perlakuan hormon pada taraf0,01 (selang kepercayaan 99%) baik secara morfologi maupun histologi gonad, sedangkan antar perlakuan yaitu perendaman embrio dalam hormon selama 6, 8, 10 dan 12 jam menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf0,05 dan 0,01. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman embrio ikan betta dalam larutan hormon 20 mg/l l 7α.-metiltestosteron selama 6 - 12 jam menunjukkan hasil maskulinisasi yang cukup baik (78,0% - 83,4%). | id |