Analisis Usahatani Padi Sawah Varietas Ciherang Studi Kasus Di Desa Telagamulya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang Jawa Barat
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C rasio, serta mengkaji perbedaan pendapatan antara usahatani padi yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia dengan usahatani padi yang menggunakan pupuk dan pestisida organik. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap petani dan Dinas Pertanian Kabupaten Karawang mengenai usahatani padi yang lebih menguntungkan untuk diusahakan oleh petani.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Telagamulya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat pada bulan Mei hingga bulan Agustus 2011. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder, dengan jumlah responden penelitian sebanyak 31 orang petani yang terdiri dari 30 orang petani padi pengguna pupuk dan pestisida kimia atau disebut dengan petani konvensional dan satu orang petani padi pengguna pupuk dan pestisida alami atau disebut petani System of Rice Intensification (SRI). Penentuan jumlah responden petani konvensional disesuaikan dengan kriteria sebaran normal statistika dan ditentukan berdasarkan unsur kesengajaan (purposive) terhadap sejumlah petani yang menggunakan benih varietas ciherang dengan pemilihan responden secara acak (random sampling). Sedangkan pemilihan petani padi SRI dilakukan secara sensus, karena hanya terdapat satu orang petani yang melakukan kegiatan usahatani dengan penerapan teknologi bercocoktanam secara SRI.
Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap sejumlah petani responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Litbang serta literatur-literatur lainnya yang terkait dalam penelitian. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, dimana analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik petani responden padi konvensional, dan menggambarkan kondisi umum daerah penelitian serta digunakan untuk melihat gambaran umum proses produksi padi konvensional yang dilakukan oleh petani di lokasi penelitian. Analisis data secara kuantitatif dilakukan pada analisis perhitungan biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C rasio.
Berdasarkan hasil analisis usahatani berupa analisis penerimaan, biaya, pendapatan dan efisiensi pendapatan atau rasio imbangan antara penerimaan dengan biaya, diperoleh usahatani padi konvensional dan usahatani padi SRI di Desa Telagamulya secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan usahatani tersebut memberikan keuntungan dan layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan dari nilai perolehan rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C rasio yang diterima petani per hektar dari usahatani padi konvensional dengan nilai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 2,79 dan sebesar 3,22 untuk usahatani padi SRI. Hasil pengkajian perbedaan analisis usahatani antara usahatani padi konvensional yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia dengan usahatani padi SRI yang menggunakan pupuk dan pestisida organik, menunjukkan bahwa usahatani padi SRI lebih menguntungkan dari usahatani padi konvensional dengan selisih R/C rasio yang didapat sebesar 0,43 untuk usahatani padi SRI.
Hasil dari analisis usahatani padi pada petani dengan penggunaan input dan penerapan teknologi bercocoktanam padi sawah yang berbeda tetap dapat memberikan keuntungan pada petani. Akan tetapi, apabila dilihat dari dampak yang akan ditimbulkan dari kedua penerapan teknologi bercocoktanam secara tersebut, maka teknik bercocoktanam padi secara SRI dapat dikatakan lebih menguntungkan petani karena dapat memberikan keuntungan kepada petani. Keuntungan yang diberikan tidak hanya berupa materi atau uang, tapi dapat juga memberi keuntungan dalam menjaga kelestarian alam dan kesuburan lahan persawahan serta dapat menghasilkan beras yang tidak mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh. Maka dari itu, dalam pengembangan usahatani padi yang bertujuan untuk memenuhi stok pangan regional Jawa Barat, keberadaan usahatani padi sawah yang menerapkan model tanam secara SRI yang mengarah kepada kegiatan usahatani organik dengan penggunaan pupuk dan pestisida alami ini, perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Karawang khususnya Dinas Pertanian dalam bentuk penyuluhan dan pemberian harga gabah kering panen yang berbeda dengan harga gabah kering panen padi konvensional, sehingga petani yang pada awalnya belum tertarik untuk menerapkan model tanam SRI menjadi tertarik untuk menerapkan model tanam SRI tersebut.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]