Show simple item record

dc.contributor.advisorAtmakusuma, Juniar
dc.contributor.authorSeptiawan, Ryan Iga
dc.date.accessioned2023-11-10T08:36:21Z
dc.date.available2023-11-10T08:36:21Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131687
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis perilaku konsumsi pangan lokal sumber karbohidrat oleh pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Bogor, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsi pangan lokal sumber karbohidrat oleh PNS di Kota Bogor, serta (3) mengetahui implikasi penelitian terhadap pelaksanaan program percepatan ketahanan pangan di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) terhadap pemerintah. Penelitian ini dilakukan di 12 Dinas Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan pada periode bulan Maret-April 2012. Responden penelitian ini terdiri dari 120 orang pegawai negeri sipil (PNS) pada 12 Dinas yang terdapat di Kota Bogor. Pengolahan data penelitian menggunakan pendekatan analisis deskriptif, analisis Faktor, dan analisis Regresi Logistik (Logit). Persepsi konsumen terhadap pangan lokal disimbolkan sebagai simbol kesehatan. Sebanyak 75,8 persen (91 orang) responden beranggapan mengkonsumsi pangan lokal akan memberikan dampak positif bagi kesehatan. Berdasarkan manfaat dan kerugian, sebanyak 60 persen konsumen menyatakan ada manfaat yang akan dihasilkan dengan mengkonsumsi pangan lokal dan 87,5 persen responden percaya bahwa tidak ada kerugian akibat mengkonsumsi pangan lokal. Pada perilaku konsumsi yang dilakukan responden keluarga merupakan sumber acuan utama bagi responden. Fokus utama pencarian informasi bagi responden adalah kandungan gizi pangan lokal. Komoditas pangan lokal yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah kentang dengan anggapan komoditas pangan lokal memiliki harga normal/biasa saja. Konsumsi pangan lokal belum menjadi prioritas utama bagi responden. Faktor situasi konsumen yang terdiri dari variabel suasana hati (mood), lingkungan fisik, dan pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan untuk mengkonsumsi pangan lokal. Faktor situasi konsumen memiliki nilai Odds Ratio sebesar 2,140. Nilai Odds Ratio tersebut dapat diartikan bahwa dengan meningkatkan satu point atas skala pengaruh pada faktor situasi konsumen akan meningkatkan keputusan konsumsi pangan lokal sebesar 2,140 kali. Kalimat tersebut dapat pula diintrepretasikan bahwa PNS di 12 Dinas Kota Bogor yang merasakan pengaruh faktor lingkungan memiliki peluang atau kemungkinan mengkonsumsi 2,140 kali lebih besar dari PNS lain yang tidak merasakan pengaruh faktor lingkungan (Ceteris paribus). Implikasi hasil penelitian: Keluarga meruapakan sumber acuan utama untuk mencari informasi dan saluran melalui media massa merupakan yang paling banyak digunakan oleh responden. Untuk kebijakan jangka panjang diperlukan adanya perlindungan dan pengaturan dalam bentuk kebijakan dari pemerintah tentang pangan lokal. Sosialisasi dan kampanye diversifikasi pangan belum memberikan pengaruh persuasif bagi responden.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomics and Development Studies - Agribusinessid
dc.titleFaktor-faktor yang mempengaruhi transformasi kebiasaan makan pada program one day no rice di Kota Bogor (kasus pegawai negeri sipil di seluruh Dinas Kota Bogor)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordOne day no riceid
dc.subject.keywordConsumer behaviourid
dc.subject.keywordFood habit; Diversivicationid
dc.subject.keywordFood Securityid
dc.subject.keywordConsumer behaviourid
dc.subject.keywordFood habitid
dc.subject.keywordDiversivicationid
dc.subject.keywordFood Securityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record