dc.description.abstract | Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang bemilai ekonomis dan
tersebar luas di dunia. Ikan mas umumnya dipelihara secara polikultur. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen akan ikan mas perlu dilakukan perbaikan kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu bagian penting yang mempengaruhi kualitas adalah jenis kelamin. Laju pertumbuhan ikan mas betina relatif lebih baik 15 % dibandingkan jantan. Hal ini yang menjadi pertimbangan ekonomis untuk menghasilkan ikan berkelamin betina semua melalui perkawinan dengan induk jantan fungsional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan hormon 17α-metiltestosteron dengan metode perendaman larva dan juvenil ikan mas hasil ginogenesis umur 0,
7, 14 dan 21 hari terhadap nisbah kelaminnya.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Kolam Percobaan Babakan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan - IPB dan Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 1997 sampai dengan 20 Oktober 1997.
Perlakuan dalam percobaan ini terdiri dari lima macam termasuk kontrol dengan tiga ulangan. Ikan
mas hasil ginogenesis umur O hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari direndam dalam larutan hormon 17
a-metiltestosteron dengan dosis 9 ppm selama enam jam sedangkan pada kontrol tidak dilakukan
perendaman. Selama pemeliharaan ikan mas diberi pakan alami (Artemia sp. dan cacing rambut) dan
pakan buatan (pakan udang). Pakan diberikan secara adlibitum, yaitu sampai ikan kenyang dengan
frekuensi 3 kali sehari. Setelah ikan mas berumur lima bulan dilakukan pemeriksaan gonad secara
histologis dengan pewama asetokannin. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap dan diuji Ianjut dengan Uji Wilayah Berganda Duncan. | id |