Analisis pendapatan usaha benih ikan Nila (studi kasus pada Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat pendapatan pembudidaya yang melakukan budidaya benih ikan nila di Desa Situ Udik, dan (2) menganalisis efisiensi dari usaha budidaya benih ikan nila yang dilakukan oleh anggota kelompok pembudidaya ikan di Desa Situ Udik. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok pembudidaya ikan di Desa Situ Udik, pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (pusposive) dengan jumlah responden sebanyak 16 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April 2012. Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan R/C rasio. R/C rasio digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur tingkat efisiensi usaha pembenihan ikan yang dijalankan.
Kegiatan usaha pembenihan ikan nila di Desa Situ Udik memiliki nilai positif berdasarkan analisis pendapatan usaha. Pendapatan usaha pembenihan ikan nila atas biaya total dari pembudidaya yang memiliki kolam sendiri untuk setiap luasan 100 m2 sebesar Rp 120.116,98 dan pembudidaya yang melakukan sewaTujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat pendapatan pembudidaya yang melakukan budidaya benih ikan nila di Desa Situ Udik, dan (2) menganalisis efisiensi dari usaha budidaya benih ikan nila yang dilakukan oleh anggota kelompok pembudidaya ikan di Desa Situ Udik. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok pembudidaya ikan di Desa Situ Udik, pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (pusposive) dengan jumlah responden sebanyak 16 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April 2012. Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan R/C rasio. R/C rasio digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur tingkat efisiensi usaha pembenihan ikan yang dijalankan.
Kegiatan usaha pembenihan ikan nila di Desa Situ Udik memiliki nilai positif berdasarkan analisis pendapatan usaha. Pendapatan usaha pembenihan ikan nila atas biaya total dari pembudidaya yang memiliki kolam sendiri untuk setiap luasan 100 m2 sebesar Rp 120.116,98 dan pembudidaya yang melakukan sewa kolam sebesar Rp 8.039.024,68. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan rata-rata yang diterima selama empat kali siklus produksi atau satu tahun produksi usaha pembenihan ikan nila. Pembudidaya benih ikan nila yang memiliki kolam sendiri mendapat nilai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 1,14 dan nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 1,01. Sedangkan pembudidaya penyewa kolam mempunyai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 2,21 dan R/C rasio atas biaya total sebesar 1,90. Dari nilai R/C tersebut pembudidaya yang melakukan sewa kolam lebih efisien dibandingkan pembudidaya pemilik kolam sendiri, karena biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya pemilik kolam lebih besar dengan penerimaan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pembudidaya penyewa kolam. Kelompok pembudidaya Bina Sejahtera perlu melakukan pelatihan kepada anggotanya berupa pelatihan pencatatan sederhana agar anggota kelompok dapat mengetahui jumlah pendapatan dan biaya yang diperlukan dengan pasti.
Collections
- UT - Agribusiness [4532]