Show simple item record

dc.contributor.advisorNurhayati, Popong
dc.contributor.authorNur, Lutfiah
dc.date.accessioned2023-11-09T09:03:52Z
dc.date.available2023-11-09T09:03:52Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131533
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah menganalis kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih di CM dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi budaya, aspek lingkungan, aspek finansial pada kondisi sebelum dan setelah adanya pengembangan, serta menganalisis sensitivitas kelayakan usaha CM terhadap penurunan harga jamur tiram, penurunan harga baglog, dan kenaikan harga LPG. Penelitian ini dilakukan di PD Cahya Mandiri Mushroom milik Bapak Danny Sofyan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara dan observasi langsung. Selain itu diperoleh juga dari kuesioner responden. Data sekunder berasal dari studi literatur terhadap hasilhasil penelitian, buku, majalah, artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu diperoleh juga data dari Dinas Pertanian Jawa Barat, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Dinas Kesbang dan Linmas Kabupaten Bogor dan data keuangan PD Cahya Mandiri Mushroom. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi langsung di lokasi penelitian dan penelusuran pustaka. Data dan informasi yang telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif yang diolah dengan Microsoft Excel 2007. Sebagian besar analisis kualitatif dilakukan dalam analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi budaya, dan aspek lingkungan. Sedangkan sebagian besar analisis kuantitatif dilakukan dalam menilai kelayakan pengembangan usaha secara finansial. Penilaian kelayakan finansial dilakukan dengan melakukan perhitungan kriteria investasi yang meliputi NPV, IRR, Net B/C, dan Discounted Payback Period (DPP). Selain itu dilakukan juga analisis sensitivitas dan switching value untuk menilai kepekaan kelayakan usaha terhadap perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis non finansial terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi budaya, dan aspek lingkungan, usaha CM layak untuk dikembangkan. Berdasarkan aspek finansial pada skenario I (sebelum adanya pengembangan) diperoleh NPV sebesar Rp 74.709.043, nilai Net B/C sebesar 1,44, nilai IRR sebesar 22,6 persen, dan selama DPP 4 tahun, 5 bulan, 16 hari. Sedangkan pada skenario II (rencana pengembangan kapasitas produksi jamur tiram dengan cara perluasan kumbung) menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 674.773.390, nilai Net B/C sebesar 3,01, nilai IRR sebesar 64,4 persen, dan DPP selama 4 tahun, 6 bulan, 26 hari. Pada skenario III (rencana pengembangan kapasitas produksi baglog dengan cara pembangunan oven raksasa) menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 878.881.168, nilai Net B/C sebesar 3,76, nilai IRR sebesar 84,9 persen, dan DPP selama 4 tahun, 2 bulan, 23 hari. Berdasarkan hasil analisis finansial pada ketiga kondisi, usaha CM layak untuk dijalankan dan dikembangkan karena ketiganya memiliki nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net B/C lebih besar dari satu, nilai IRR lebih besar dari discount rate yang digunakan, dan DPP berada sebelum umur usaha berakhir. Pada analisis switching value dilakukan tiga perubahan untuk skenario I, dua perubahan untuk skenario II, dan dua perubahan untuk skenario III. Pada skenario I batas maksimum penurunan harga jamur tiram sebesar 10,30 persen, penurunan harga baglog 20,99 persen, dan kenaikan harga LPG 99,84 persen. Pada skenario II batas maksimum penurunan harga jamur tiram sebesar 36,09 persen, dan kenaikan harga LPG 494,84 persen. Pada skenario III, batas maksimum penurunan harga baglog sebesar 39,78 persen, dan kenaikan harga LPG 335,95 persen. Pada ketiga kondisi, CM lebih sensitif terhadap perubahan harga produk daripada perubahan biaya produksi. Nilai tersebut merupakan batas maksimum perubahan yang dapat ditoleransi agar usaha CM tetap layak untuk dijalankan. Pada kenyataannya harga jamur tiram pernah turun hingga 20 persen, harga baglog pernah turun hingga 16,67 persen, dan harga LPG pernah naik 6,25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nyata yang pernah terjadi pada skenario I sudah mendekati batas maksimal perubahan yang dapat ditoleransi. Sedangkan perubahan nyata yang terjadi pada skenario II dan III masih jauh dari batas maksimal perubahan yang dapat ditoleransi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomics and Development Studies - Agribusinessid
dc.titleAnalisis kelayakan pengembangan usaha JAmur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (kasus: PD Cahya Mandiri Mushroom di Desa Sukawening, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordSayuranid
dc.subject.keywordJamur tiram putihid
dc.subject.keywordAnalisis kelayakanid
dc.subject.keywordAnalisis sensitivitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record