dc.description.abstract | Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2012 di seluruh
wilayah DKI Jakarta, untuk memenuhi data permintaan rumah tangga terhadap beras
dilakukan metode convenience sampling pada 60 responden terpilih di pasar modern,
pasar tradisonal dan rumah warga yang ada di DKI Jakarta. Sedangkan untuk data
pasokan atau penawaran beras DKI Jakarta diperoleh dari Pasar Induk Beras
Cipinang (PIBC). Data aktual ini dianalisis dengan analisis dekriptif, metode regresi
linear berganda, dan analisis respon (elastisitas) dengan menggunakan aplikasi
software Minitab 14.0 dan Microsoft Excel.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, model penduga penawaran atau
pasokan beras di DKI Jakarta menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
jumlah pasokan atau penawaran diantaranya jumlah pasokan beras periode
sebelumnya, harga beras IR-64, harga beras IR-42, pemasukan beras, pengeluaran
beras, inflasi dan musim panen. Model penduga jumlah penawaran beras di DKI
Jakarta dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 80 persen, selebihnya 20
persen dijelaskan variabel yang tidak dimasukan dalam model. Secara uji F, variabelvariabel
independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap perubahan
jumlah penawaran beras. Dilihat dari uji T, koefesien regresi parsial dan nilai
probabilitas hanya variabel harga beras IR-64 dan pengeluaran beras signifikan
terhadap perubahan jumlah penawaran beras pada taraf nyata 5 persen terhadap
perubahan jumlah penawaran beras di DKI Jakarta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan rumah tangga terhadap
beras di DKI Jakarta yaitu jumlah anggota keluarga, harga beli beras, pendapatan
rumah tangga, lamanya pendidikan, frekuensi pembelian, dan tempat pembelian.
Keragaman jumlah permintaan rumah tangga terhadap beras 60,4 persen dapat
dijelaskan oleh variabel independen tersebut, sedangakn sisanya dijelaskan variabel
yang tidak dimasukan dalam model sebesar 39,6 persen. Secara uji F, variabelvariabel
independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap perubahan
jumlah permintaan rumah tangga terhadap beras. Dilihat dari uji T, koefesien regresi
parsial dan nilai probabilitas hanya variabel jumlah anggota keluarga dan pendapatan
rumah tangga signifikan terhadap perubahan jumlah permintan beras pada taraf nyata
5 persen, sedangkan harga beli beras di tingkat konsumen signifikan pada taraf nyata
10 persen terhadap perubahan jumlah permintaan rumah tangga terhadap beras di
DKI Jakarta.
Selanjutnya berdasarkan analisis respon (elastistas), jumlah penawaran
bersifat elastis (responsif) pada perubahan harga IR-64 dengan nilai elastisitas -2,6
persen. Selain itu juga jumlah penawaran beras DKI Jakarta bersifat inelastis (tidak responsif) pada perubahan Pengeluaran beras dengan nilai elastisitas 0,66 persen.
Berbeda halnya dari sisi permintaan rumah tangga terhadap beras di DKI Jakarta,
perubahan jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh signifikan pada jumlah
permintaan bersifat elastis (responsif) dengan nilai 1,06 persen. Sedangkan jumlah
permintaan bersifat inelastis (tidak responsif) terhadap perubahan harga beli beras
dan pendapatan rumah tangga secara berurutan masing-masing nilainya sebesar 0,65
dan -0,52 persen. | id |