dc.description.abstract | Sampai saat ini pemanfaatan ampas kecap sebagai hasil samping dari kegiatan produksi kecap masih sangat sedikit. Ampas dapat menimbulkan dampak berupa bau yang tidak sedap serta meningkatkan salinitas tanah yang selanjutnya mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah. Oleh karena kadar proteinnya yang cukup tinggi memungkinkan ampas sebagai bahan organik alternatif bagi peningkatan kesuburan tanah.
Pada penelitian ini digunakan tanaman jagung yang termasuk tanaman tahan terhadap salinitas. Analisis data menggunakan rancangan faktorial acak lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor penambahan ampas kecap dan faktor pemupukan P. Faktor penambahan ampas kecap terdiri dari 5 taraf yaitu tanpa ampas, penambahan ampas 15 ton/ha, 30 ton/ha, 45 ton/ha dan 60 ton/ha. Sedangkan faktor pemupukan P terdiri dari empat taraf yaitu tanpa TSP, penambahan TSP 90 kg/ha, 180 kg/ha dan 270 kg/ha.
Penambahan ampas yang optimum untuk pertumbuhan tanaman jagung ialah 45 ton/ha. Pada taraf penambahan tersebut memiliki tinggi, jumlah daun, bobot basah batang, bobot kering batang, bobot basah daun, bobot kering daun, bobot basah buah, bobot basah akar dan bobot kering akar yang paling besar. Pemupukan P secara statistik tidak berpengaruh nyata hampir pada semua parameter yang ada, kecuali tinggi 3-5 MST, tinggi 7 MST, jumlah daun kering 3 MST dan bobot basah akar. Namun tanaman yang diberikan pupuk P cenderung lebih baik daripada tanaman tanpa pemupukan P. Secara umum penambahan ampas dan pemupukan P tidak berpengaruh nyata terhadap waktu munculnya bunga jantan. Tetapi tanaman tanpa penambahan ampas dan pemupukan P cenderung membutuhkan waktu lebih panjang dalam pembungaan. | id |