Analisis Tataniaga Tandan Buah Kelapa Sawit di Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara
Abstract
Tujuan dari penelitian adalah menganalisis saluran tataniaga yang ada di Desa Perkebunan Berangir, menganalisis fungsi-fungsi tataniaga tandan buah kelapa sawit, struktur pasar, dan perilaku pasar yang terjadi, serta menganalisis saluran mana yang lebih efisien berdasarkan margin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya.
Penelitian dilakukan di Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei hingga Juni 2012. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan responden petani dilakukan secara sengaja (purposive) dan lembaga tataniaga dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Jumlah petani responden adalah sebesar 30 orang petani.
Terdapat empat saluran tataniaga tandan buah kelapa sawit di Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, yaitu saluran tataniaga I, meliputi petani − agen buah sawit kecil I − agen buah sawit besar − Pabrik Kelapa Sawit Siringo-Ringo; saluran tataniaga II, meliputi petani − Pabrik Kelapa Sawit Berangir; saluran tataniaga III, meliputi petani − agen buah sawit kecil II − Pabrik Kelapa Sawit Berangir; dan saluran tataniaga IV, meliputi petani − agen buah sawit kecil III − Pabrik Kelapa Sawit Berangir.
Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga dalam tataniaga tandan buah segar kelapa sawit ini adalah fungsi pertukaran dan petani tidak melakukan kegiatan pembelian. Pada saluran tataniaga I, II, III, dan IV petani, agen buah sawit kecil, agen buah sawit besar melakukan fungsi fisik yaitu pegangkutan. Fungsi fisik penyimpanan dilakukan agen buah sawit besar. Fungsi fasilitas penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar dilakukan pada setiap lembaga tataniaga. Fungsi sortasi dilakukan agen buah sawit kecil, agen buah sawit besar, dan Pabrik Kelapa Sawit. Fungsi pengolahan dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit yang mengolah tandan buah segar kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil).
Struktur pasar yang dihadapi petani adalah pasar monopsoni. Agen buah sawit kecil menghadapi pasar oligopsoni. Agen buah sawit besar dan Pabrik Kelapa Sawit menghadapi pasar oligopoli. Sifat produk homogen yaitu tandan buah segar kelapa sawit. Perilaku pasar dapat dilihat dari praktek pembelian dan penjualan, sistem penentuan harga dan pembayaran harga, serta kerjasama antara lembaga tataniaga. Praktek pembelian dan penjualan dilakukan secara timbang dan bayar. Penentuan harga tandan buah sawit di tingkat petani ditentukan oleh agen buah sawit kecil. Penentuan harga tandan buah sawit secara keseluruhan ditentukan oleh Pabrik Kelapa Sawit sesuai harga yang ditentukan Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Kerjasama antara lembaga tataniaga terjadi antara petani dan agen buah sawit kecil, agen buah sawit kecil dan Pabrik Kelapa Sawit, agen buah sawit kecil dan agen buah sawit besar, serta agen buah sawit besar dan Pabrik Kelapa Sawit.
Saluran tataniaga yang paling efisien dalam sistem tataniaga tandan buah segar kelapa sawit di Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara adalah saluran tataniaga I. Hal ini dapat dilihat dari nilai margin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Pada saluran tataniaga I ini memiliki biaya rata-rata terendah daripada saluran tataniaga lainnya. Selain itu, pada saluran tataniaga I ini memberikan keuntungan pada setiap lembaga tataniaga yang terlibat.
Collections
- UT - Agribusiness [4530]