Studi pembungaan, perkembangan buah dan perkecambahan biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.), suatu tanaman penghasil biodiesel
Abstract
Nyamplung (Calophyllum inophyllum) merupakan tanaman tropis yang banyak dimanfaatkan
secara tradisional oleh penduduk lokal seperti bahan bangunan, kayu bakar dan obat luar. Dalam
penelitian ini dipelajari perkembangan bunga dan buah, menguji perkecambahan biji dan mengetahui
kadar lemak pada biji. Dalam percobaan ini digunakan dua pohon yang telah berumur 11-12 tahun
sebagai objek pengamatan. Pengamatan morfologi dan uji kecambah dilakukan di lapang, sedangkan
pengamatan anatomi dengan pembuatan sediaan mikroskopis dan pengujian kadar lemak dengan
menggunakan soklet dilakukan di laboratorium. Tunas memiliki 8-15 kuncup bunga. Bunga tersusun
dalam tandan majemuk bertipe anak payung menggarpu, dengan 4 helai kelopak, 4 helai mahkota,
satu putik dan 4 berkas benangsari yang mengelilingi putik, namun ditemukan bunga dengan 5 atau 3
helai kelopak dan 3 berkas benangsari. Buah berbentuk bulat, hijau dan jika sudah matang cenderung
mengeras dengan kulit berwarna kecoklatan. Pertumbuhan tunas bunga hingga tunas memiliki kuncup
siap mekar memerlukan waktu 27 hari setelah inisiasi (HSI). Tingkat kerontokan kuncup mencapai
48,52%, sedangkan pada bunga tingkat kerontokan mencapai 64,5 %. Secara umum P2 memiliki
persentase kerontokan buah lebih besar dibanding P1. Bunga mekar terjadi selama 3 hari dan
memasuki 4 hari setelah anthesis bagian-bagian bunga mulai rontok. Pertumbuhan buah dari kecil
hingga matang rata-rata 8-10 minggu setelah anthesis (MSA). Biji dari pohon P2 memiliki kadar
lemak sebesar 51,79%, lebih tinggi dibanding biji dari pohon P1 yang sebesar 42,57%.
Perkecambahan biji pohon kedua juga lebih cepat dibanding dengan biji dari pohon pertama
menandakan adanya variasi diantara kedua pohon tersebut.
Collections
- UT - Biology [2095]