Analisa dayasaing produk perkebunan terpilih Indonesia di beberapa Negara Amerika Latin
Abstract
Penelitian ini difokuskan pada negara kawasan Amerika Latin, karena
kedekatan geografis dengan Amerika Serikat yang merupakan salah satu tujuan
tradisional ekspor Indonesia, dan kurangnya penelitian pada negara kawasan
tersebut. Penelitian difokuskan pada 5 negara yang memiliki nilai Gross Domestic
Product riil tertinggi. Komoditas yang diteliti adalah kelapa sawit, cokelat bubuk,
dan karet. Periode analisa dalam penelitian ini yaitu tahun 2000 hingga tahun
2010, yaitu data tahunan.
Pada komoditas kelapa sawit, didapati bahwa faktor yang memengaruhi
permintaan adalah harga komoditas, jumlah populasi, GDP riil perkapita, dan
jarak ekonomi. Harga komoditas dan jarak ekonomi berpengaruh negatif pada
permintaan. Populasi dan GDP riil perkapita berpengaruh positif pada permintaan.
Komoditas kelapa sawit Indonesia memiliki dayasaing pada negara Argentina,
Brazil, dan Meksiko. Sekalipun begitu, Indonesia kehilangan kesempatannya pada
negara Meksiko dikarenakan Meksiko adalah negara pengimpor kelapa sawit
terbesar di kawasan Amerika Latin.
Pada komoditas cokelat bubuk, didapati bahwa faktor yang memengaruhi
permintaan adalah harga komoditas, jumlah populasi, GDP riil perkapita, dan
jarak ekonomi. Jarak ekonomi berpengaruh negatif pada permintaan. GDP riil
perkapita berpengaruh positif pada permintaan. Harga komoditas berpengaruh
positif pada permintaan dikarenakan tingginya permintaan atas komoditas cokelat
bubuk. Pertambahan penduduk memiliki dampak negatif pada permintaan
dikarenakan negara yang diteliti mampu menghasilkan cokelat. Komoditas
cokelat Indonesia memiliki dayasaing pada negara Argentina, Brazil, Meksiko, dan Venezuela. Sekalipun begitu, terdapat trend penurunan permintaan cokelat
dari Indonesia menuju negara yang diteliti.
Pada komoditas karet, didapati bahwa faktor yang memengaruhi
permintaan adalah harga komoditas, jumlah populasi, dan nilai tukar riil. Harga
komoditas berpengaruh positif pada permintaan dikarenakan tingginya permintaan
atas komoditas cokelat bubuk. Pertambahan penduduk memiliki dampak negatif
pada permintaan dikarenakan negara yang diteliti mampu menghasilkan cokelat.
Nilai tukar riil berpengaruh positif dikarenakan rendahnya harga karet selama
penelitian berlangsung dan negara yang diteliti adalah negara maju sehingga
pergerakan nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan belum mampu
memengaruhi bahkan terjadi penurunan volume ekspor dari produk tersebut.
Komoditas karet Indonesia memiliki dayasaing pada seluruh negara kawasan
Amerika Latin.