dc.description.abstract | Pedagang kaki lima merupakan bagian dari ekonomi perkotaan kelasbawah yang dikenal memiliki dukungan permodalan yang sangat lemah, menghadapi ketidakpastian pendapatan, menjalankan kesehariannya denganmenggunakan tenaga wiraswasta, serta menanggung risiko penggusurandanpembajakan. Kebijakan pemerintah dalam merespon pandemi Covid-19 berupapembatasan sosial, penutupan sebagian, dan pembatasan kegiatan telah memukul
kegiatan ekonomi pedagang kaki lima khususnya di perkotaan. Kajianini
bertujuan untuk melihat bagaimana dinamika pedagang kaki lima di perkotaandalam merespons pandemi Covid-19, membangun struktur pendapatan, danmelakukan strategi adaptasi untuk kembali lenting seperti keadaan semula. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk datakuantitatif dan wawancara mendalam untuk memperoleh data kualitatif. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa sebagian besar pedagang kaki lima lebih besar dari
UMK Kota Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang kaki lima merupakansektor informal yang produktif. Namun, meskipun pendapatan mereka cukupkompetitif, pendapatan mereka sangat tidak menentu dan menimbulkan perasaantidak aman penghidupan. Saat pandemi datang, pendapatan mereka menurundrastis dan menyebabkan krisis mata pencaharian jangka panjang. Kebanyakandari mereka sangat bergantung pada modal finansial. Oleh karena itu, bentukadaptasi yang paling banyak digunakan adalah adaptasi ekonomi | id |