Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaukat, Yusman
dc.contributor.authorMarhamah, Rima
dc.date.accessioned2023-11-02T04:10:08Z
dc.date.available2023-11-02T04:10:08Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130163
dc.description.abstractRevolusi hijau melalui intensifikasi pertanian dapat meningkatkan produksi pangan, tetapi mengabaikan faktor keberlanjutan pertanian dan kesehatan manusia karena selalu tercemar bahan kimia sintesis. Dampak negatif yang ditimbulkan revolusi hijau mulai disadari sehingga ditemukan teknik bertanam secara organik, diantaranya pertanian padi organik. Pengembangan penanaman padi organik di Kota Bogor mendapat perhatian dari sebagian petani di Kelurahan Situgede. Pananaman padi organik di Kelurahan Situgede ini dimulai pada tahun 2002. Dalam prosesnya, pengembangan padi organik di Kelurahan Situgede dihadapkan pada kendala tidak adanya insentif harga (harga khusus) yang diterima petani padi organik serta adanya pasar yang terbatas pada kalangan menengah ke atas. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya jumlah petani organik dalam kurung waktu 5 tahun. Petani organik di Kelurahan Situgede terbagi berdasarkan status kepemilikan lahan yaitu petani pemilik dan petani bagi hasil. Adanya perbedaan kepemilikan lahan ini menyebabkan adanya perbedaan perilaku petani dalam hal mengelola kegiatan usahatani yang dilakukan. Dengan adanya sistem kepemilikan lahan yang berbeda akan menghasilkan tingkat pendapatan yang berbeda pula, maka hal tersebut juga dimungkinkan akan mempengaruhi minat petani dalam melaksanakan usahatani padi organik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat produktivitas dan tingkat pendapatan dari padi organik dan padi anorganik berdasarkan status kepemilikan lahan. Selain itu, dilakukan pula identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengadopsi usahatani padi secara organik. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berupa gambaran umum usahatani padi organik di Kelurahan Situgede, sedangkan analisis kuantitatif meliputi analisis produktivitas, analisis pendapatan usahatani dan analisis faktor adopsi menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process). Hasil analisis produktivitas menunjukkan bahwa tingkat produktivitas dari petani bagi hasil pada usahatani padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan petani pemilik. Akan tetapi, pada usahatani padi anorganik menunjukkan keadaan sebaliknya. Hasil analisis pendapatan usahatani pada usahatani padi organik dan padi anorganik selama satu tahun menunjukkan bahwa pendapatan bersih yang diterima oleh petani pemilik lebih tinggi dibandingkan petani bagi hasil. Hasil perbandingan pendapatan finansial selama satu tahun menunjukkan bahwa jumlah pendapatan bersih yang diterima petani padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan yang diterima oleh petani padi anorganik. Nilai R/C atas biaya total untuk usahatani padi organik sebesar 1,16, sedangkan untuk usahatani padi anorganikid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.titleAnalisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi sistem usahatani padi organik: studi kasus di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPertanian organikid
dc.subject.keywordPadi organikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record