Show simple item record

dc.contributor.authorImmanuel
dc.date.accessioned2010-05-05T12:56:35Z
dc.date.available2010-05-05T12:56:35Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12970
dc.description.abstractKrisis energi mengharuskan manusia untuk mencari alternatif pengadaan energi. Indonesia termasuk negara dengan potensi energi alternatif yang sangat besar. Sebagian besar penduduk Indonesia masih menggunakan energi fosil sebagai sumber energi, diantaranya ialah bahan bakar minyak dan kayu bakar. Dampak buruk penggunaan kayu bakar, ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi perminyakan nasional serta belum efektifnya program konversi gas, mendorong timbulnya kebutuhan untuk mencari bahan bakar alternatif yang lebih murah dan mudah didapat, salah satunya ialah sekam. Beberapa daerah Indonesia diantaranya ialah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki potensi sekam yang cukup besar karena sebagian wilayahnya masih didominasi oleh lahan persawahan. Keberadaan sekam ternyata telah dikembangkan secara ilmiah oleh para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menemukan teknologi tungku sekam. Teknologi tersebut telah disosialisasikan ke beberapa desa di Kabupaten Bogor, salah satunya ialah Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga. Potensi sekam di Desa Cikarawang juga masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh para petani dan masyarakat di desa tersebut. Untuk itu, para petani di Desa Cikarawang yang tergabung dalam Kelompok Tani Hurip (KTH) ingin mengembangkan tungku sekam sebagai unit usaha yang baru. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengimplementasikan langkah-langkah pendirian unit usaha tungku sekam dengan pendekatan kolaboratif (2) menganalisis kelayakan pendirian unit usaha tungku sekam di KTH dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek kelayakan organisasi, aspek manajemen operasional, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, dan aspek finansial, (3) menganalisis tingkat sensitivitas (Switching Value) dari pendirian unit usaha tungku sekam apabila terjadi perubahan-perubahan pada komponen manfaat dan biaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan sekunder. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan selama bulan Januari-Maret 2009 dengan menggunakan metode Participatory Action Research. Analisis yang dilakukan selama penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek kelayakan organisasi, aspek manajemen opersional, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial usaha digunakan analisis kuantitatif. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa usaha tungku sekam layak didirikan dilihat dari aspek non finansial dan finansial. Hasil analisis non finansial yang dimulai dengan analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa terdapat potensi pasar yang cukup besar untuk mendirikan usaha tungku sekam. Dari segi pemasaran, ternyata dalam penggunaanya produk iii tungku sekam masih kurang praktis. Selain itu, keberadaan sekam sebagai bahan bakar masih sulit didapat oleh calon konsumen. Hasil analisa aspek teknis dan teknologis menjelaskan bahwa tim usaha KTH telah mampu menyerap dan mengaplikasikan adopsi teknologi dari Tim Peneliti IPB serta telah merencanakan jumlah produksi tungku sekam yang disesuaikan dengan hasil analisis aspek pasar dan pemasaran. Tata letak dan lokasi telah direncanakan agar usaha memperoleh dukungan baik dari warga sekitar maupun pemerintah setempat. Analisa aspek kelayakan organisasi memberi kepastian bahwa rencana usaha tungku sekam merupakan bentuk kemitraan antara Tim Peneliti IPB dan KTH. Analisa aspek manajemen opersional memperlihatkan secara jelas kepemilikan, legalitas, struktur organisasi dan pembagian tugas dalam mengelola usaha tungku sekam. Analisa aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan menunjukkan bahwa usaha tungku sekam memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat pengguna tungku sekam, pemerintah, serta anggota kelompok tani sebagai pengelola usaha. Analisis kelayakan aspek finansial pada usaha tungku sekam di KTH dilakukan dengan dua skenario usaha, yaitu skenario usaha I (menggunakan gerabah) dan skenario usaha II (menggunakan kaleng cat). Hasil analisis finansial pada skenario usaha I selama umur usaha 10 tahun menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 114.027.451,10; IRR sebesar 23,36 persen; Net B/C sebesar 2,22; dan Payback Period selama 6 tahun 6 bulan. Pada skenario usaha II dihasilkan nilai NPV sebesar Rp 127.045.627,08; IRR sebesar 24,74 persen; Net B/C sebesar 2,36; dan Payback Period selama 6 tahun 4 bulan. Berdasarkan nilai kriteria-kriteria investasi tersebut walaupun memiliki nilai kelayakan yang minimal, kedua skenario usaha layak untuk dijalankan. Jika dibandingkan, maka skenario usaha II memberikan nilai kelayakan investasi yang lebih besar. Kriteria tambahan lainnya menunjukkan bahwa titik impas pada kedua skenario usaha memiliki nilai yang sama yaitu pada tingkat produksi sebanyak 1432 unit. Sementara itu, harga jual untuk kedua skenario usaha juga telah melebihi harga pokok produksi yang telah ditentukan. Analisa Switching Value juga dilakukan terhadap kedua skenario usaha. Hasil analisis switching value pada skenario usaha I menunjukkan bahwa usaha ini menjadi tidak layak untuk dijalankan apabila penurunan volume produksi lebih dari 7,5014283415 persen, kenaikan harga seng melebihi 40,998879622 persen, dan gaji tenaga kerja tetap naik melebihi 64,327324897 persen. Pada skenario usaha I, usaha tungku sekam menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan volume produksi melebihi 8,5795945074 persen, kenaikan harga seng melebihi 44,937755892 persen, dan gaji tenaga kerja tetap melebihi 71,7565556 persen. Berdasarkan hasil Switching Value tersebut, kedua skenario usaha tungku sekam sangat peka terhadap perubahan volume produksi. Tahapan pasca kelayakan usaha tungku sekam meliputi perbaikan produk agar lebih praktis, pemahaman lebih dalam tentang karakter konsumen tungku sekam, mengurus prosedur izin usaha serta penyempurnaan konsep kerjasama. Pada tahap pelaksanaan usaha, harus dilakukan proses pendampingan secara sistematis oleh Tim Peneliti IPB.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Kelayakan Usaha Tungku Sekam Di Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Baratid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record