Aplikasi mulsa Chromolaena odorata pada leguminosa pakan untuk memperbaiki pertumbuhan, produksi dan penambatan nitrogen
View/ Open
Date
2004Author
Nurlatifah, Lena
Abdullah, Luki
Dewi, Panca
Metadata
Show full item recordAbstract
Leguminosa sebagai hijauan pakan berperan penting dalam peningkatan produksi ternak ruminansia. Kemampuan leguminosa bersimbiosis dengan bakteri rhizobium menjadikan kandungan protein kasarnya lebih tinggi daripada rumput- rumpetan Usaha pengembangan pertanian organik telah banyak dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan tanaman gulma sebagai pupuk hijau yang dimulsakan. Di Indonesia tanaman Chromolaena odorata (kerinyu) banyak tumbuh di lahan kosong dan menjadi gulma bagi tanaman lainnya. Pemanfaatan C. odorata sebagai sumber hara selain untuk memberantas tanaman gulma juga dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk anorganik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian C. odorata sebagai mulsa terhadap pertumbuhan, produksi, penambatan dan serapan Nitrogen pada legum Shamata dan S. scabra.
Penelitian dimulai dari bulan Agustus 2003 sampai dengan April 2004, di Rumah Kaca Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Temak Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dengan dua faktor yaitu faktor mulsa C. odorata dan faktor jenis leguminosa (3x2) dan 4 ulangan. Faktor mulsa C. odorata terdiri dari level 0%; 3%; dan 6% dari berat tanah kering, faktor jenis legum adalah Stylosanthes hamata (SH) dan Stylosanthes scabra (SS). Peubah yang diamati adalah pertambahan tinggi vertikal, jumlah daun, berat kering tajuk, berat kering akar, rasio tajuk-akar, jumlah bintil akar, berat kering bintil akar, bintil akar aktif, dan serapan Nitrogen.
Hasil yang diperoleh adalah penambahan mulsa C. odorata berperan dalam
meningkatkan beberapa peubah pertumbuhan, produksi, penambatan N₂ dan serapan
Nitrogen Pemulsaan dengan level 6% pada umumnya dapat meningkatkan pertambahan
tinggi vertikal pada umur 2 bulan sebesar 17%, jumlah daun umur 4 bulan sebesar 8%,
berat kering tajuk umur 2 bulan sebesar 36%, rasio tajuk akar umur 2 bulan sebesar 15%
dan 4 bulan 4%, jumlah bintil akar umur 2 bulan sebesar 33%, berat kering bintil akar umur 2 bulan sebesar 47%, bintil akar aktif umur 4 bulan sebesar 51% dan serapan Nitrogen sebesar 37% dari kontrol dan 3% perlakuan. Pada umumnya legum S. hamata lebih responsif dibandingkan S. scabra terhadap beberapa peubah pertumbuhan,
produksi penambatan dan serapan Nitrogen.