Suplementasi ransum yang mengandung ikatan ampas bir, ampas tahu dan ampas kecap dengan Zn dan Cu terhadap produksi susu sapi perah
View/ Open
Date
2004Author
Bayu, Puterawan Super
Sutardi, Toha
Permana, Idat Galih
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia pada umumnya masih terhambat oleh kekurangan pakan dan defisiensi mineral esensial terutama seng (Zn) dan tembaga (Cu). Hal ini berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan masih rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi susu adalah perbaikan pemberian pakan dari aspek nutrisinya melalui pemberian ransum suplemen yang berbasis pada limbah industriagro serta mengandung mineral Zn dan Cu dalam bentuk organik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum suplemen yang mengandung ikatan antara ampas tahu, ampas kecap dan ampas bir dengan mineral Zn dan Cu pada taraf 1; 1,5 dan 2 kg/hari terhadap produksi susu sapi perah.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 (lima) kelompok berdasarkan peternak dan 4 (empat) perlakuan. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ekor sapi betina laktasi yang memiliki rataan bobot hidup 435 +44,1 kg dan produksi susu rata-rata 12,24,28 l/hari. Ransum yang digunakan adalah A (ransum kontrol) = ransum yang biasa digunakan oleh peternak (ransu setempat); B = A + 1 kg ransum suplemen; C = A + 1,5 kg ransum suplemen dan D = A + 2 kg ransum suplemen. Ransum suplemen dibuat dengan kandungan Total Digestable Nutrien (TDN) 75% dan protein kasar (PK) 18%. Peubah yang diamati adalah perubahan bobot hidup, konsumsi pakan, produksi susu, kualitas susu, produksi lemak susu, persistensi laktasi, efisiensi penggunaan energi termetabolis (ME) dan pendapatan kasar "income over feed cost".
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan rataannya, konsumsi pakan baik bahan kering (BK), PK dan ME pada semua perlakuan telah mencukupi kebutuhannya. Pemberian ransum suplemen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi susu (liter/hari). Peningkatan produksi susu tertinggi dicapai dengan pemberian ransum suplemen 1,5 kg/hari, namun hasil ini tidak berbeda nyata dengan pemberian ransum suplemen 1 kg/hari. Respon pemberian ransum suplemen terhadap produksi susu (4% FCM), kualitas susu (BJ dan lemak susu) dan produksi lemak susu (kg/hari) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kontrol. Kadar lemak susu berkisar pada 3,87% ± 0,63, BJ susu berada pada rataan 1,024750,00069 dan produksi lemak susu bertahan pada 0,46kg 0,132kg. Pemberian ransum suplemen 1 kg/hari cenderung (P<0,10) menghasilkan produksi susu (liter/hari) yang lebih persisten dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pertambahan bobot hidup tertinggi (P<0,05) diperoleh dengan pemberian ransum suplemen 1 kg/hari.