Peningkatan Produktivitas Pastura Melalui Penambaan Bahan Organik Asal Chromolaena odorata dan feses sapi
View/ Open
Date
2005Author
Syam, Dinie Puspitasari
Abdullah, Luki
Dewi, Panca Dewi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pastura atau padang penggembalaan merupakan sumber hijauan makanan ternak
yang tersedia dalam keadaan segar sebagai pakan ternak dengan harga lebih murah
bagi ternak ruminansia. Keterbatasan ketersediaan dan kelestarian hijauan makanan
ternak mempengaruhi produktivitas ternak yang digembalakan. Chromolaena
odorata merupakan salah satu gulma di padang penggembalaan yang mengandung
fosfor organik dan total nitrogen cukup tinggi serta mengandung lignin, ADF dan
selulosa yang rendah sehingga mudah tcrdekomposisi dan dapat dijadikan sumber
nutrien organik yang berperan dalam memperbaiki kesuburan tanah secara lestari.
Kotoran ternak merupakan surnber nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Pemanfaatan
gulma C. odorata dan kotoran (feses) temak diharapkan dapat menjadi sumber
nutrien organik dalam manajemen pemeliharaan pastura.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem manajemen yang dapat
mengendalikan gulma C. odorclla di pastura dan dapat meningkatkan pertumbuhan,
produktivitas (produksi dan kapasitas tampung), serapan N dan P serta produksi
protein rumput Brachiaria humidicola melalui pemanfaatan gulma C. odorata dan
kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah PO = tanpa
perlakuan (kontrol blanko), PC = penambahan mulsa C. odorata (7,2 kg/petak), PF=
penambahan feses sapi (21 kg/petak), PC+F = kombinasi mulsa C. odorata (3,6
kg/petak) dan feses sapi ( I 0,5 kg/petak) dan PA = penambahan pupuk anorganik
(urea sebanyak 573,3 g/petak dan SP-36 scbanyak 217 g/petak) (kontrol positif).
Penambahan pupuk organik (mulsa C. odorata, feses sapi dan kombinasinya)
dan pupuk anorganik berpengaruh sangat nyata (P<0,0 1) terhadap pertumbuhan
(jumlah stolon primer, jumlah anakan I dan laju pertambahan panjang total stolon
primer), produksi biomassa kering (produksi pada panen pertama, produksi pada
panen kedua, produksi total dan produksi total akumulatif/tahunan), kapasitas
tampung ternak, serapan N dan P serta produksi protein rumput B. humidicola.
Penambahan pupuk organik (mulsa C. odorata, feses sapi dan kombinasinya) dan
pupuk anorganik berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah stolon sekunder.
