dc.description.abstract | Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan
peternakan ayam petelur, mengingat jenis unggas ini sangat rentan terhadap
penyakit. Penggunaan antibiotik merupakan salah satu usaha yang sudah umum
dilakukan di Indonesia dalam mencegah dan mengobati penyakit pada ayam petelur.
Hal ini disebabkan penggunaan antibiotik sangat efektif dalam menangani penyakit
ayam petelur, karena dapat mencegah atau mengobati penyakit dengan cepat serta
dapat meningkatkan produktivitas temak. Namun dibalik keefektifannya, antibiotik
temyata memiliki kelemahan yaitu meninggalkan residu pada produk ternak
sehingga kurang aman untuk dikonsumsi manusia. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dilakukan upaya pemanfaatan sumberdaya alam lokal berupa tanaman obat
yang mempunyai fungsi serupa dengan antibiotik sehingga bisa menggantikan
antibiotik. Salah satunya adalah sambiloto (Andrographis paniculata Nees).
Tanaman yang memiliki rasa pahit ini mengandung beberapa zat aktif yang dapat
menurunkan panas, anti demam, antibiotik, antipiretik, anti radang, anti bengkak,
anti diare, anti tumor dan hepatoprotektor. Selain itu sambiloto efektif mengobati
infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh seluler serta meningkatkan aktifitas
kelenjar- kelenjar tubuh. Berdasarkan hal tersebut dapat diperkirakan bahwa
sambiloto memiliki potensi untuk dapat meningkatkan kesehatan dan produktifitas
ayam petelur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung
sambiloto (Andrographis paniculata Nees) sebagai imbuhan pakan (feed additive), terhadap performans ayam petelur.
Penelitian ini menggunakan ayam petelur sebanyak 36 ekor umur 33 minggu
dengan rataan berat badan 1410,1 gram dan dipelihara selama 7 minggu. Ransum
yang digunakan adalah ransum basal dengan kandungan energi metabolis 2850
kkal/kg dan kandungan protein kasar 16%. Perlakuan yang diberikan pada penelitian
ini adalah Pl: ransum basal + Og/kg bb tepung sambiloto, P2: ransum basal +
0,3g/kg bb tepung sambiloto, P3: ransum basal+ 0,6 g/kg bb tepung sambiloto, P4:
ransum basal + 0,9 g/kg bb tepung sambiloto.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, masing masing ulangan terdiri dari 3 ekor
ayam. Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (ANOVA) dan jika hasilnya
berbeda nyata dilanjutkan dengan uji kontras polinomial. Peubah yang diamati dalam
penelitian adalah konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, konversi telur, hen
day dan mortalitas.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pember1an tepung sambiloto berbeda
nyata terhadap konsumsi ransum dan berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap
produksi telur hen day ayam petelur pada saat penelitian tetapi tidak mempengaruhi
berat telur dan konversi ransum pada ayam petelur pada saat penelitian. Konsumsi
ransum pada penambahan 0,6g/kg bb tepung sambiloto (P3) mengalami peningkatan
dan nyata lebih tinggi (p<0,05) dari k.untrol, penambahan 0,3g/kg bb tepung
sambiloto (P2) dan penambahan 0,9g/kg bb tepung sambiloto (P4). Produksi telur
hen day pada penambahan 0,6g/kg bb tepung sambiloto (P3) sangat nyata lebih
tinggi (p<0,01) dari kontrol, penambahan 0,3g/kg bb tepung sambiloto (P2) dan
penambahan 0,9g/kg bb tepung sambiloto (P4). Pada penelitian ini terjadi mortalitas
sebesar 8,34 % yang disebabkan sifat kanibalisme pada P3 dan penyakit peritonitis
egg yolk pada P2. | id |