dc.description.abstract | Minyak ikan tuna adalah limbah hasil industri pengalengan ikan tuna yang telah diketahui mengandung asam lemak tak jenuh rantai panjang atau Polyunsaturated Fy Acids (PUFA) diantaranya omega-3. Asam lemak omega-3 yang terkandung delan ikan dan minyak ikan memiliki peranan penting dalam mencegah penyakit kardiovaskuler. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh penambahan garam minyak ikan dalam ransum secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2003 di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Ternak. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor..
Ransum percobaan terdiri atas : RO = ransum kontrol (ransum komersial yang mengandung Hidrolisat Bulu Ayam (HBA) sebesar lima persen dan satu ppm Kromium Organik ); R1 = RO+ 1,5% garam minyak ikan; R2 = RO+ 3,0% garam minyak ikan; R3 = R0 + 4,5% garam minyak ikan; R4 R0 + 6,0% garam minyak ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taraf terbaik dari suplementasi garam minyak ikan tuna dalam ransum secara in vitro. Percobaan ini menggunakan Analisis Regresi. Peubah yang diamati adalah kadar Asam Lemak Terbang (VFA), kadar Amonia (NH3), kecernaan bahan kering (KBK) dan produksi metan.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap kadar amonia (NH3) dan sangat nyata (P<0,01) terhadap asam lemak terbang (VFA). tetapi tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap Kecernaan Bahan Kering (KBK). Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa suplementasi terbaik untuk uji in vitro adalah tiga persen. | id |