Show simple item record

dc.contributor.authorFusfitawati, Ita
dc.date.accessioned2010-05-05T12:47:03Z
dc.date.available2010-05-05T12:47:03Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12931
dc.description.abstractIndustri nata de coco merupakan salah satu industri kecil menengah (IKM) unggulan Kabupaten Cianjur yang telah berkembang sejak 20 tahun lalu. Nata de coco memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari aspek ketersediaan bahan baku (air kelapa) baik lokal maupun nasional. Di Indonesia, pada tahun 2006 luas areal penanaman kelapa adalah 3.817.796 ha dengan produksi sebesar 3.156.875 ton. Di Kabupaten Cianjur, luas areal penanaman perkebunan rakyat untuk komoditi kelapa adalah 7.945,75 ha dengan produksi sebesar 3.594,71 ton. Potensi nata de coco di Kabupaten Cianjur juga didukung oleh kebijakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur yang menempatkan nata de coco sebagai salah satu komoditi unggulan Kabupaten Cianjur. Adanya kebijakan tersebut tidak terlepas dari potensi pasar nata de coco di Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2009, permintaan terhadap nata de coco di Kabupaten Cianjur adalah 6.000 kg per minggu. Salah satu sentra industri kecil nata de coco di Kabupaten Cianjur adalah Kecamatan Cianjur dengan jumlah unit usaha sebanyak 13 unit. Unit usaha yang dapat dijadikan pendorong bagi pengembangan usaha nata de coco di Kecamatan Cianjur adalah empat perusahaan nata de coco meliputi PD. Risna Sari, Perusahaan Maya Sartika, Perusahaan Prima Rasa, dan Perusahaan M. Jaenal Abidin. Dalam perkembangannya, industri nata de coco di Kecamatan Cianjur menghadapi permasalahan berupa penurunan permintaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dari empat perusahaan nata de coco (PD. Risna Sari, Perusahaan Maya Sartika, Perusahaan Prima Rasa, dan Perusahaan M. Jaenal Abidin) di Kecamatan Cianjur, (2) memformulasikan strategi untuk keempat perusahaan nata de coco tersebut, dan (3) memilih strategi terbaik untuk dapat dilaksanakan oleh keempat perusahaan nata de coco tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada empat perusahaan nata de coco di Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Februari sampai dengan Mei 2009. Responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak lima orang, yaitu empat orang pemimpin perusahaan nata de coco di Kecamatan Cianjur dan satu orang perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan analisis matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP (QSPM). Dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari empat perusahaan nata de coco di Kecamatan Cianjur. Kekuatan yang dimiliki terdapat pada variabel rasa alami produk, lokasi perusahaan dan pemasaran, harga nata de coco yang terjangkau, pemberian insentif kepada tenaga kerja, serta label pada kemasan. Adapun kelemahannya terdapat pada variabel penguasaan pasar yang sedikit, kapasitas produksi, kemampuan dalam mengakses modal, serta promosi. Adapun peluang yang ada adalah kemajuan teknologi (produksi, informasi, dan komunikasi), kebijakan Disperindag Kabupaten Cianjur, ketersediaan bahan baku, serta masih terbukanya pasar untuk nata de coco. Ancaman yang ada meliputi persaingan dengan perusahaan sejenis, adanya produk substitusi, kenaikan harga gula pasir, kenaikan harga gas elpiji, serta hambatan masuk yang kecil bagi empat perusahaan nata de coco. Dari hasil analisis matriks IFE, diperoleh nilai indeks kumulatif sebesar 2,970 yang menunjukkan bahwa empat perusahaan nata de coco di Kecamatan Cianjur mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya. Dari hasil analisis matriks EFE, diperoleh indeks kumulatif sebesar 2,552 yang menunjukkan bahwa keempat perusahaan nata de coco tersebut mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Hasil analisis matriks IFE dan EFE dipetakan ke dalam matriks IE yang menunjukkan bahwa skor pembobotannya berada pada sel V. Dengan demikian strategi yang tepat untuk keempat perusahaan nata de coco tersebut adalah strategi pertahankan dan pelihara (Hold and Maintain) berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari hasil analisis SWOT, diperoleh enam alternatif strategi. Keenam alternatif strategi tersebut kemudian dianalisis dalam matriks QSP. Berdasarkan matriks QSP, strategi yang paling baik untuk dilaksanakan adalah strategi memanfaatkan fasilitasi pengajuan modal dari Disperindag Kabupaten Cianjur untuk mengakses modal kepada Perbankan. Fasilitasi yang diberikan berupa bantuan pembuatan laporan keuangan dan proposal pengajuan kredit kepada Perbankan. Strategi terbaik kedua adalah membentuk koperasi nata de coco. Koperasi tersebut merupakan koperasi produksi dengan bidang usaha pada pengadaan bahan baku dan bahan penolong, pengadaan peralatan produksi, pemasaran produk, serta pemberian bantuan pinjaman modal usaha. Strategi terbaik ketiga adalah strategi penetrasi pasar melalui usaha publisitas/ promosi penjualan. Strategi ini lebih mudah untuk dilakukan apabila empat perusahaan nata de coco tersebut berinisiatif untuk membentuk koperasi nata de coco.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStrategi Pengembangan Usaha Kecil pada Empat Perusahaan Nata De Coco di Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjurid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record