Show simple item record

dc.contributor.advisorRachmina, Dwi
dc.contributor.authorMunajat, Ajat Zaenal
dc.date.accessioned2023-10-31T00:57:37Z
dc.date.available2023-10-31T00:57:37Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129319
dc.description.abstractPemerintah mentargetkan produksi benang sutera nasional sebesar 2.000 ton selama Pelita VI Untuk memenuhi peluang pasar produk sutera yang tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Kabupaten Sukabumi sendiri akan mengembangkan tanaman murbei seluas 2.106,06 hektar. Upaya ini didukung dengan adanya pabrik pemintalan benang sutera modern di Sukabumi, yang sampai saat ini tidak beroperasi karena kekurangan bahan baku kokon dari petani. Petani akan mengusahakan sutera alam jika usaha tersebut memberikan keuntungan yang lebih baik daripada usahatani tanaman lain. Masalah ini menuntut kebijakan yang mendorong petani untuk mengembangkan persuteraan alam melalui usahatani murbei dan ulat sutera. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragaan kegiatan usahatani sutera alam di Kabupaten Sukabumi, menentukan pola usahatani sutera alam dan komoditas selain sutera alam yang optimal melalui pendekatan wilayah di Kabupaten Sukabumi dan menganalisis kebijakan pengembangan persuteraan alam berdasarkan hasil optimalisasi usahatani sutera alam. Penelitian ini dilakukan pada bulan September dan Nopember 1996 di wilayah pengembangan persuteraan alam Kabupaten Sukabumi, Jawa Baral yang sengaja dipilih karena Kabupaten Sukabumi telah lama mengenal dan mengusahakan sutera alam serta terdapat pabrik pemintalan benang sutera alam modern yang bermitra dengan petani untuk memperoleh bahan baku kokon. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder dari petani, pabrik pemintalan, dan instansi terkait. Untuk analisis optimasi, data disusun berdasarkan aktivitas dan lajur kendala serta fungsi tujuan, dan diolah dengan program ABQM. Usaha sutera alam dilakukan sebagai usaha keluarga dan bersifat sebagai usaha sampingan. Usahatani murbei dilakukan secara tumpangsari dengan sayuran atau palawija, yang menambah pendapatan petani untuk menutup biaya investasi, karena pada periode itu tanaman murbei belum berproduksi secara optimal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcDevelopmentid
dc.titlePengembangan usaha sutera alam melalui analisis optimasi pola usahatani: Kasus pada wilayah pengembangan persuteraan alam di Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record