Show simple item record

dc.contributor.authorAnggreini, Verra
dc.date.accessioned2010-05-05T12:41:36Z
dc.date.available2010-05-05T12:41:36Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12903
dc.description.abstractBeras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dan mempunyai kedudukan strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Oleh karena itu, keberadaan usahatani padi perlu dipertahankan. Dalam berproduksi, salah satu kendala utama bagi petani, yaitu adanya serangan hama dan penyakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi serangan tersebut, salah satunya dengan menggunakan pestisida kimia. Namun, dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida kimia cukup besar dan para petani yang tergabung dalam kelompok tani Mekar Sari mulai menerapkan program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penanaman padi non pestisida secara serempak untuk mengatasi hal tersebut. Namun, tingkat pendapatan yang diperoleh dari bertanam padi seringkali lebih rendah dibandingkan bertanam komoditi hortikultura atau lainnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah para petani di kelompok tani Mekar Sari telah berusaha meminimalkan aplikasi pestisida untuk menghemat biaya produksi. Hasil produksi tidak jauh berkurang sekalipun tidak menggunakan pestisida. Namun, para petani di luar kelompok tani Mekar Sari masih enggan untuk menerapkannya. Produk pertanian yang bebas dari pestisida seharusnya lebih tinggi nilainya. Nilai lebih ini akan merupakan insentif bagi petani yang menerapkan PHT. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat pendapatan dan faktorfaktor yang mempengaruhi produksi padi pestisida dan non pestisida. Pengumpulan data dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Darmaga pada bulan April-Mei 2005. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Responden berjumlah 40 orang, yaitu 20 orang petani dari kelompok tani Mekar Sari (responden padi non pestisida) dan 20 orang petani di luar kelompok tani Mekar Sari (responden padi pestisida). Pemilihan responden dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Analisis yang digunakan adalah pendapatan usahatani, rasio R/C, imbangan penerimaan untuk tiap pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi pestisida dan non pestisida. Pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel dan SAS. Pendapatan atas biaya tunai dan total usahatani padi non pestisida lebih besar daripada usahatani padi pestisida pada musim kemarau dan hujan. Nilai rasio R/C atas biaya tunai dan total usahatani padi non pestisida juga lebih besar daripada usahatani padi pestisida. Hal ini juga berlaku untuk nilai imbangan penerimaan untuk tiap pekerja, dimana nilai penerimaan untuk pekerja usahatani padi non pestisida lebih besar daripada usahatani padi pestisida.Hasil dari ketiga analisis menunjukkan bahwa usahatani padi non pestisida menguntungkan. Namun, para petani di luar kelompok tani Mekar Sari masih enggan menerapkannya. Hal ini dikarenakan sulitnya memasarkan beras non pestisida, harga jual gabah basah padi pestisida dan non pestisida relatif sama dan penanganan yang lebih intensif dalam pengendalian hama merupakan kendala lain dalam usahatani padi non pestisida. Model fungsi produksi yang digunakan adalah Cobb-Douglas. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi pestisida dan non pestisida pada taraf a lima persen, yaitu luas lahan, jumlah bibit dan pupuk KCl. Keuntungan dari model fungsi Cobb-Douglas adalah nilai koefisien regresinya menujukkan elastisitas produksinya. Nilai elasititas terbesar terdapat faktor produksi luas lahan sebesar 0.82415 dan yang terkecil adalah faktor produksi jumlah tenaga kerja sebesar -0.14241. Berdasarkan hasil uji restriksi diketahui bahwa usahatani padi pestisida dan non pestisida berada pada skala hasil konstan (constant return to scale). Hal ini berarti jika semua faktor produksi dinaikkan sebesar satu persen, maka hasil produksi akan naik secara proporsional sebesar satu persen. Saran yang dapat diberikan adalah usahatani padi non pestisida sebaiknya diteruskan karena selain menguntungkan, usahatani ini juga ramah terhadap pelaku usahatani dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, para petani non pestisida, disarankan untuk menggunakan varietas (bibit) yang berkualitas serta jumlah penggunaan bibit sesuai dosis yang dianjurkan. Para petani padi non pestisida juga disarankan untuk menggunakan pestisida alami untuk mengatasi hama yang muncul, waktu pemberian pupuk yang tepat serta (komposisi) pupuk secara berimbang sehingga menghemat pengeluaran untuk pembelian pupuk dan menjaga terjadinya kemerosotan mutu lahan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Usahatani Padi Pestisida Dan Non Pestisida Di Desa Purwasari, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Baratid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record