Analisis perdagangan intra-industri pada sektor mineral antara Indonesia dengan ASEAN
Abstract
Perdagangan internasional khususnya ekspor diyakini merupakan
lokomotif penggerak dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Sekarang ini
dapat dikatakan hampir seluruh negara di dunia ini ikut berperan dalam
perdagangan internasional. Salah satunya adalah perdagangan intra industri, yaitu
perdagangan dua arah yaitu ekspor dan impor antara dua negara dengan
komoditas yang sama atau dalam indutri yang sama. Menurut data dari Sekretariat
ASEAN 2008 sektor mineral menempati urutan kedua sebagai sektor yang sangat
berperan dalam perdagangan antara negara-negara ASEAN. Penelitian ini
bertujuan mengukur dan mengidentifikasi tingkat perdagangan intra-industri pada
sektor mineral antara Indonesia dengan ASEAN serta menganalisis faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi perdagangan intra-industri pada sektor mineral
antara Indonesia dengan ASEAN.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung nilai
indeks perdagangan intra industri menggunakan model yang dikembangkan oleh
Herbert G. Grubel dan Peter J. Lloyd. Model ini disebut dengan indeks
perdagangan intra industri (IIT Index) atau indeks GL. Komoditasnya yang
diambil berdasarkan klasifikasi HS (Harmonized System) 2 digit yakni kode HS
27 yang meliputi Mineral Fuels, Mineral Oils and Products of their Distillation;
Bituminous Substances; Mineral Waxes. Selain itu metode yang digunakan adalah
metode Panel Data untuk mengestimasi faktor-faktor determinan IIT. Data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah data time series dan cross section (data
panel), yang terdiri dari Gross Domestic Product (GDP), nilai tukar, jarak antar
negara, serta populasi. Data yang dianalisis mencakup data negara-negara ASEAN
(Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina) pada
periode 1999-2008.
Hasil perhitungan dalam penelitian ini menunjukkan Perdagangan intraindustri
antara Indonesia dengan negara mitra dagangnya dalam penelitian ini
yaitu ASEAN yang terdiri dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darusalam,
Filipina, dan Vietnam dalam sektor mineral secara keseluruhan memiliki nilai
rata-rata 28 persen dan tergolong integrasi yang sedang. Indeks intra-industry
trade antara Indonesia dengan Malaysia dalam 8 tahun pertama periode penelitian
termasuk ke dalam klasifikasi integrasi yang agak kuat (nilai IIT lebih dari 50
persen) sedangkan dalam 2 tahun terakhir mengalami penurunan keseimbangan
perdagangan sehingga nilai IIT berkisar 30 persen dimana impor Indonesia selalu
lebih besar daripada ekspor. Derajat integrasi Indonesia dengan Singapura
termasuk integrasi sedang (nilai rata-rata IIT 47 persen) dengan posisi impor
Indonesia 3,8 kalinya lebih besar daripada ekspornya. Perdagangan Indonesia
dengan Thailand termasuk ke dalam klasifikasi integrasi sedang (nilai rata-rata IIT
44 persen) dimana posisi ekspor Indonesia selalu lebih besar daripada impornya
dan dalam 3 tahun terakhir periode penelitian integrasi melemah…