Penggunaan Attractor dalam Pengoperasian Alat Tangkap Bubu Rajungan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2005Author
Prakoso, Gilar
Baskoro, Mulyono
Imron, Mohammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Rajungan (Portunus pelagicus) termasuk salah satu komoditi perikanan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu alat tangkap yang dapat digunakan
untuk menangkap rajungan adalah bubu. Dalam pengoperasian alat tangkap bubu
diperlukan pemikat (attractor) untuk menarik target tangkapan masuk ke dalam bubu.
Selain penggunaan umpan belum ada upaya penggunaan bentuk attractor lain dalam
pengoperasian bubu. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu uji coba penggunaan
attractor yang baru dalam pengoperasian alat tangkap bubu. Attractor yang
dimaksud terdiri dari daun kelapa, ranting dan batang kayu yang digabungkan pada
seutas tali, tali tersebut kemudian diikatkan pada tali yang menghubungkan antar
bubu (tali utama). Pemasangan daun kelapa, ranting, dan batang kayu ini
dimaksudkan untuk menjadikan bubu sebagai tempat berlindung yang menyerupai
rumpon di dasar perairan, sehingga diharapkan rajungan tertarik untuk masuk ke
dalam bubu.
Jumlah bubu yang digunakan dalam penelitian adalah 30 buah dari total 120
buah bubu yang dioperasikan. Dari 30 buah bubu tersebut, 15 buah adalah bubu
kontrol dan sisanya adalah bubu perlakuan yang menggunakan attractor. Ulangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 kali. Hasil tangkapan yang
diperoleh antara bubu kontrol dan bubu perlakuan dipisah. Data hasil tangkapan yang
diperoleh meliputi jenis kelamin, jumlah, bobot, panjang karapas dan lebar karapas.
Data tersebut selanjutnya dicatat dalam tabel tabulasi untuk dianalisa sehingga dapat
diambil kesimpulan.
Jumlah hasil tangkapan utama yang didapat dari pengoperasian bubu rajungan
selama I 6 hari adalah sebanyak 13 7 ekor rajungan (Portunus pelagicus ), sedangkan
jumlah basil tangkapan sampingan yang diperoleh adalah 15 ekor udang windu
(Penaeus monodon ). Jumlah rajungan yang diperoleh dengan menggunakan bubu
kontrol adalah sebanyak 53 ekor, sedangkan jumlah hasil tangkapan rajungan bubu
perlakuan sebanyak 84 ekor.
Berdasarkan analisa statistik dengan menggunakan uji t-student terhadap
hasil tangkapan rajungan per ekor antara bubu standar dengan bubu perlakuan
doperoleh t hitung = 3,4332 > t tabel = 2,0423, sehingga diputuskan untuk menolak H0
atau menerima Hi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan antara bubu kontrol
dan bubu perlakuan berbeda nyata, yang berarti bahwa penggunaan attractor dalam
pengoperasian alat tangkap bubu berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Berdasarkan
analisa distribusi ukuran (panjang karapas, Iebar karapas dan bobot tubuh) dapat
disimpulkan bahwa rajungan yang tertangkap oleh bubu kontrol dan bubu perlakuan
termasuk dalam kategori dewasa.