| dc.description.abstract | Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan sumber pemasukan
devisa suatu negara. DKI Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia memiliki
potensi untuk mengembangkan sektor pariwisata. Peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia telah memberikan dampak pada
peningkatan jumlah restoran di DKI Jakarta. Selain itu peningkatan jumlah
restoran di DKI Jakarta juga terkait dengan adanya perubahan gaya hidup yang
diakibatkan oleh meningkatnya pendapatan masyarakat dan juga adanya pengaruh
globalisasi.
Perubahan pola makan yang terjadi pada sebagian masyarakat dapat
menimbulkan tuntutan akan pemenuhan kebutuhan pangan yang berkualitas dan
praktis. Hal tersebut, telah menjadi daya tarik bagi pemilik modal untuk
mengembangkan usaha makanan seperti restoran. Dilihat dari jenis makanan yang
disajikan di setiap restoran yang ada, maka terdapat lima jenis makanan yaitu:
makanan Indonesia, Daerah, Intemasional, Oriental dan Kontinental.
Meningkatnya jumlah restoran dari tahun ke tahun membuat persaingan antar
restoran menjadi semakin ketat. Citra suatu restoran merupakan realitas yang
diandalkan oleh konsumen dalam menetapkan pilihannya.
Restoran Saigon merupakan restoran yang terbilang baru, terdapat di
Jakarta dengan menyajikan. menu-menu makanan khas Vietnam. Keberadaan
restoran Saigon menambah persaingan dalam bisnis restoran fastfood. Sebagai
pendatang baru, restoran Saigon membutuhkan penelitian mengenai perilaku
konsumen yang potensial, termasuk di dalamnya adalah karakteristik konsumen,
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik
konsumen tentang makanan dan restoran Saigon Vietnam di Jakarta, (2)
Menganalisis respon konsumen terhadap makanan dan restoran Saigon Vietnam diJakarta.
Penelitian ini dilaksanakan pada restoran Vietnam bernama Saigon, yang
terletak di Jalan Melawai Raya No 110, Kebayoran Barn, Jakarta Selatan.
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan
bahwa daerah Melawai merupakan pusat restoran makanan asing, seperti makanan
Jepang, Korea dan Thailand. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dari bulan
September sampai Oktober 2004. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen
terhadap restoran tersebut, maka digunakan alat analisis "Importance
Performance Analysis".
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden restoran Saigon
sebagian besar adalah laki-laki (67%), status pernikahan sudah menikah (88%),
jenis pekerjaan adalah pegawai swasta (66%), usia 26 hingga 35 tahun (53%)
dengan pendidikan terakhir adalah sarjana ( 65% ). Pendapatan responden berkisar
antara Rp 2.000.000,00 hingga Rp 3.000.000,00 per bulan (39%), pengeluaran
yang dihabiskan untuk makan di restoran per bulan kurang dari Rp 500.000,00
(55%), sedangkan frekuensi responden dalam mengunjungi restoran paling
banyak dilakukan antara satu hingga lima kali per bulan (76%).
Hasil analisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis
menunjukkan bahwa prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian adalah
lahan parkir yang terlalu sempit dan penampilan daftar menu makanan yang
kurang menarik bagi konsumen. Sementara yang perlu dipertahankan adalah
kebersihan dan kerapihan ruangan, kesejukan ruangan, kualitas makanan dan
minuman, higienis makanan dan minuman, kemudahan cara pembayaran,
kemudahan dalam menjangkau lokasi, kemudahan jalan masuk keluar lokasi, rasa,
aroma, higienis dan kandungan gizi pada salah satu makanan favorit.
Atribut yang memiliki prioritas rendah adalah penerangan restoran,
aroma ruangan, penampilan pramusaji restoran, kemudahan pemesanan makanan,
kemampuan didalam memecahkan masalah pengunjung, kesigapan pramusaji
dalam melayani pengunjung, keramahan dan kesopanan pramusaji, reputasi
restoran, kepekaan pramusaji terhadap kebutuhan tamu, pemberian pelayanan
terhadap semua pengunjung tanpa pilih-pilih, volume dan harga pada salah satu
makanan favorit. Sementara itu, atribut yang dirasakan berlebihan menurut
responden adalah alunan musik yang lembut serta keamanan dan kenyamanan
restoran.
Dari hasil evaluasi dengan menggunakan analisis gap (kesenjangan),
maka atribut yang memiliki nilai kinerja lebih besar dari nilai harapan adalah
penerangan, keamanan dan kenyamanan serta kesejukan restoran. Sementara
kinerja atribut sisanya, hampir memenuhi nilai yang diharapkan dengan selisih
nilai kesesuaian kurang dari 10 persen, kecuali sarana parkir yang masih jauh dari
kepuasan konsumen. Beberapa hal yang sebaiknya diterapkan oleh restoran Saigon untuk meningkatkan minat konsumen untuk datang ke restoran Saigon adalah: (1) Perlu adanya pengelolaan yang lebih lanjut mengenai sarana parkir yang kurang
memadai, (2) Perlu adanya perhatian yang lebih mengenai harga yang ditawarkan
karena konsumen menilai masih jauh dari nilai yang diharapkan terhadap kinerja
yang ada, (3) Berdasarkan posisinya, reputasi restoran Saigon masih berada pada
prioritas rendah. Oleh karena itu, kegiatan iklan dan promosi restoran Saigon
perlu ditingkatkan lagi seperti dengan memberikan diskon-diskon pada hari-hari
tertentu, publikasi pada koran atau majalah-majalah, serta pemasangan umbul-umbul di sekitar restoran. | id |