Kajian in vitro biomasa limbah serat kelapa sawit hasil penumbuhan ganoderma lucidum untuk pakan ruminansia
View/ Open
Date
2003Author
Lubnah
Evvyernie A, Dwierra
Taniwiryono, Darmono
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kelayakan biomasa limbah serat kelapa sawit hasil pertumbuhan jamur Ganoderma lucidum untuk pakan hijauan alternatif melalui pengujian in vitro.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan pola faktorial 2 x 4 dengan faktor A adalah perlakuan, yang terdiri dari 2 yaitu non fermentasi dan fermentasi, sedangkan faktor B adalah substrat yang terdiri atas 4 janis yaitu T1 = campuran antara 1 bagian TKKS dan 1 bagian SKS, T2 = campuran antara bagian TKKS dan 2 bagian SKS, T3 = campuran antara 2 bagian TKKS dan 1 bagian SKS dan T4 campuran antara 4 bagian TKKS dan 1 bagian bungkil inti sawit (BIS). Uji regresi dan koreiasi digunakan untuk substrat campuran 2 bagian TKKS dan 1 bagian SKS dari yang non fermentasi, fermentasi selama 45 hari dan fermentasi 90 hari. Rancangan acak kelompok (RAK) digunakan untuk perlakuan dalam bentuk ransum dengan 5 perlakuan ransum dan 3 kelompok periode pengambilan cairan rumen. Perlakuan biomasa dalam bentuk ransum adalah sebagai berikut: RO= 40% rumput gajah (RG) + 60% konsentrat (kontrol), R1- 30% RG + 10% Biomasa (B)+ 60% konsentrat, R2-20% RG +20% B+ 60% konsentrat, R3= 10% RG + 30% B+ 60% konsentrat, R4- 40% B+ 60% konsentrat. Peubah yang diamati terdiri atas Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK), Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO), Asam lemak Terbang (VFA) dan Amonia (NH3).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa LSKS (Limbah Serat Kelapa Sawit) yang difermentasi dengan menggunakan G. lucidum dapat meningkatkan kecernaan in vitro bila dibandingkan dengan yang tidak difermentasi dengan G. lucidum, sedangkan rasio kecernaan yang terbaik adalah substrat dengan campuran 2 bagian TKKS dan 1 bagian SKS, yang dapat meningkatkan keceman in vitro dari 5,86% manjadi 35,45% dengan lama fermentasi 90 hai dan nilai VFA dan NH3 yang belunn mencukupi kebutuhan sintesa protein mikroba. Hasil ini juga menunjukkan bahwa penggunaan biomasa dalam bentuk ransum dapat meningkatkan kecemaan in vitro 8- 14%erta kebutuhan VFA dan NH, sudah dapat terpenuhi, sehingga dapat manatiker rumput gajah sebagai pakan hijauan alternatif taraf 40%.