Show simple item record

dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi
dc.contributor.authorEkasari, Putri
dc.date.accessioned2023-10-24T23:59:50Z
dc.date.available2023-10-24T23:59:50Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128043
dc.description.abstractMasyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu yang hidup dalam waktu yang relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan aturan-aturan tertentu. Masyarakat global merupakan sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas menghasilkan budaya-budaya bersama dan menghasilkan produk-produk industri bersama. Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi juga mampu mengembangkan ruang gerak baru bagi masyarakat sehingga tanpa disadari manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan nyata dan kehidupan maya. Remaja di pedesaan saat ini juga menjadi bagian dari masyarakat maya. Banyak remaja desa sudah mampu mengakses internet, baik untuk keperluan mencari suatu informasi ataupun untuk menjalin pertemanan melalui media sosial online. Media sosial ini sangat membantu mereka dalam menjalin pertemanan dengan orang-orang yang telah lama tidak dijumpai atau orang-orang baru dari berbagai daerah. Namun, kecenderungan remaja yang memiliki keterbukaan yang terlalu tinggi juga telah melahirkan dampak positif dan negatif yang dilihat dari aspek sosial-ekonomi. Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan, tujuan dari penelitian ini terdiri dari dua. Pertama, mengetahui pengaruh karakteristik remaja di pedesaan terhadap pola penggunaan internet. Kedua, menganalisis dan membandingkan terjadinya perubahan sosial yang dilihat dari aspek sosial-ekonomi masuknya internet dalam kehidupan remaja di desa yang akses terhadap internet dengan desa yang kurang akses terhadap internet. Penelitian ini dilakukan di dua desa, yaitu Desa Cibatok I dan Desa Pangradin. Desa Cibatok I merupakan desa di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini telah memiliki ketersediaan akses internet yang sangat baik. Desa Pangradin merupakan desa di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang masih memiliki keterbatasan fasilitas internet. Responden dipilih menggunakan teknik random sampling dengan memilih 60 responden, yaitu 30 responden di Desa Cibatok I dan 30 responden di Desa Pangradin. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober-November 2011. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden dan wawancara mendalam dilakukan kepada informan. Data sekunder diperoleh dari instansi/lembaga-lembaga tekait lainnya. Kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan grafik, diagram, tabel frekuensi untuk data satu variabel dan tabel silang untuk data dua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden tidak selalu mempengaruhi pola penggunaan internet. Remaja laki-laki cenderung memiliki tingkat keragaman situs internet yang lebih tinggi dibandingkan remaja perempuan. Responden yang memiliki umur 15 dan 16 tahun (kategori rendah) ternyata lebih beragam dalam membuka situs-situs yang tersedia di internet dibandingkan kategori umur lainnya. Tingkat pendidikan remaja Desa Cibatok I yang lebih tinggi dibandingkan remaja di Desa Pangradin ternyata juga mempengaruhi jenis-jenis situs yang pernah dibuka oleh responden di kedua desa tersebut. Dilihat dari intensitas penggunaan internet dalam jangka waktu satu minggu, remaja laki-laki memiliki intensitas waktu bermain internet yang lebih tinggi dibandingkan remaja perempuan. Menurut kategori umur, semakin rendah umur responden di kedua desa, maka semakin tinggi intensitas bermain internetnya, dan sebaliknya. Namun, kategori tingginya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi tinggi atau rendahnya intensitas remaja di kedua desa untuk bermain internet. Hasil penelitian lainnya menunjukkan adanya perbedaan kedalaman perubahan sosial dalam kehidupan remaja yang dilihat dari aspek sosial dan ekonomi antara desa yang akses internetnya tinggi dengan desa yang akses internetnya masih sangat terbatas. Desa Cibatok I merupakan desa yang sudah memiliki akses internet yang sangat baik sehingga perubahan yang terjadi akibat pengaruh internet lebih mendalam dibandingkan Desa Pangradin yang masih memiliki keterbatasan akses internet. Dilihat dari segi dampak sosial, remaja Desa Cibatok I memiliki intensitas komunikasi dunia maya yang lebih tinggi dibandingkan remaja di Desa Pangradin. Hal ini juga dibuktikan dari luasnya jaringan sosial dunia maya yang dimiliki oleh remaja di Desa Cibatok I dibandingkan remaja Desa Pangradin. Internet juga telah menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dan ideologi akibat bergabungnya remaja Desa Cibatok I dalam suatu grup dunia maya. Luasnya jaringan sosial dunia maya dan intensitas komunikasi dunia maya yang tinggi juga telah menyebabkan rendahnya tingkat penghargaan terhadap nilai-nilai dan norma tradisi remaja di Desa Cibatok I. Komunikasi dunia maya yang dilakukan oleh remaja di Desa Cibatok I telah menggeser norma sosial yang awalnya lebih mengedepankan komunikasi tatap muka. Kecenderungan itu kemudian mengakibatkan tingginya perilaku negatif remaja di Desa Cibatok I akibat pengaruh internet, terutama jaringan dunia maya, dibandingkan remaja di Desa Pangradin. Namun, manfaat kehadiran internet lebih dirasakan oleh remaja di Desa Cibatok I dibandingkan remaja di Desa Pangradin. Hal ini dapat terjadi karena keterdedahan remaja di Desa Cibatok I terhadap internet yang cukup besar. Ketersediaan fasilitas internet yang sudah baik juga memicu timbulnya perubahan dalam kehidupan remaja di Desa Cibatok I. Dilihat dari segi aspek ekonomi, sudah ada beberapa remaja yang memanfaatkan fasilitas internet sebagai media bisnis online seperti promosi band, penjualan baju, dan lain-lain. Namun, ada juga remaja di Desa Cibatok I yang memanfaatkan internet sebagai ajang taruhan untuk memperoleh uang saku tambahan. Saat ini, remaja pedesaan sudah memiliki ragam pengeluaran seperti halnya remaja di perkotaan. Mereka menggunakan uang saku yang diperoleh untuk biaya pendidikan, biaya internet, biaya transportasi sekolah, biaya hiburan, biaya pulsa, dan biaya lainnya. Alokasi biaya untuk bermain internet di Desa Cibatok I lebih tinggi dibandingkan remaja di Desa Pangradin. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya media untuk mengakses internet yang ada di Desa Cibatok I. mereka mengeluarkan biaya pulsa, biaya internet di rumah, dan biaya ke warung internet. Sementara remaja di Desa Pangradin mengeluarkan biaya yang relatif kecil untuk bermain internet. Hal ini dikarenakan rata-rata mereka hanya mengakses internet di warung internet.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcHuman Ecology - Communication and Community Developmentid
dc.titleari, Putri; Dampak sosial-ekonomi masuknya internet dalam kehidupan masyarakat di pedesaan (studi kasus: dua desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordInformation and communication technologyid
dc.subject.keywordSocial changeid
dc.subject.keywordInternetid
dc.subject.keywordCyber Societyid
dc.subject.keywordRural communitiesid
dc.subject.keywordTeenagersid
dc.subject.keywordSocio-economic impactsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record