Kapasitas Wanita Tani Anggota Kelompok Sawargi dan Bina Sehat Lestari dalam Usaha Pengolahan Hasil Pertanian di Bogor
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui profil wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian dalam karakteristik individu dan karakteristik sumberdaya keluarga/rumah tangga (2) mengetahui penyebab keterbatasan kapasitas wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian, (3) menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas
wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian dalam peningkatan kualitas hidup mereka, dan (4) menjelaskan peran para pihak dalam turut meningkatkan kapasitas wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian. Penelitian ini dilakukan pada Kelompok usaha dodol talas “Sawargi” di Kelurahan Situ Gede, Kota Bogor dan Kelompok usaha tanaman obat keluarga (Toga) “Bina Sehat Lestari” Gunung Leutik, Desa Benteng, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survey, yang dilengkapi dengan wawancara untuk memperoleh data kualitatif. Data primer mencakup semua variabel yang diuji dalam penelitian ini, sementara data
sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel silang dan Uji korelasi rank Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian adalah mayoritas tergolong dewasa
madya, pendidikan formal sebatas lulus SD-SMP, setidaknya pernah mengikuti satu bentuk pelatihan/penyuluhan terkait usaha pengolahan hasil pertanian, pengalaman menjadi pengolah masih rendah, dan memiliki keluarga kecil. Persentase kegiatan produktif perempuan (10 persen) lebih rendah daripada laki laki (36 persen), sedangkan kegiatan reproduktif perempuan (29 persen) lebih besar daripada laki-laki (3 persen), begitu pula dengan kegiatan sosial (selisih 2 persen). Terdapat kesamaan persentase dalam kegiatan keagamaan (7 persen) dan mayoritas wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian merasa ingin berubah dari peran yang sudah ada dalam rumah tangga.
Kapasitas wanita tani anggota kelompok dalam usaha pengolahan hasil pertanian tergolong tinggi dalam hal akses terhadap penyediaan input produksi dan informasi, namun menghadapi kesulitan untuk akses terhadap modal dan pasar. Hal tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu: fluktuatifnya harga bahan baku, beragamnya selera konsumen, tingginya tingkat persaingan diantara pelaku usaha, kurang strategisnya lokasi produksi dan pemasaran produk, kurangnya koordinasi antar anggota kelompok usaha sehingga fungsi kelompok tidak berjalan, rendahnya pengetahuan anggota dalam hal penguatan kelompok dan manajemen usaha, serta lemahnya jaringan pemasaran akibat kurangnya
pendampingan oleh penyuluh baik dalam sisi produksi maupun dalam menjalin jaringan dengan berbagai lembaga yang terkait dengan pengembangan usaha pengolahan hasil pertanian. Peranan wanita tani anggota kelompok dalam usaha pengolahan hasil pertanian tergolong rendah karena terdapat perbedaan intensitas peran wanita tani anggota kelompok dalam usaha pengolahan hasil pertanian. Peran yang semakin tinggi berkaitan dengan kesertaan dalam keseluruhan kegiatan kelompok,
termasuk penyuluhan. Selain itu, mayoritas wanita tani dalam kelompok hanya berperan sebagai anggota kelompok dan sebagian besar pengurus kelompok belum berjalan sesuai fungsinya. Ini menunjukkan kapasitas organisasi dalam pengelolaan kelompok masih rendah. Kontrol wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian dalam kegiatan usaha dan rumah tangga
tergolong tinggi karena perempuan pelaku usaha lebih fokus pada kegiatan individu. Terdapat hubungan antara karakteristik wanita tani anggota kelompok usaha pengolahan hasil pertanian, keterlibatan dalam kelompok, dan penyuluhan dengan kapasitas wanita tani anggota kelompok dalam usaha pengolahan hasil pertanian sehingga hipotesis penelitian dapat diterima. Kapasitas wanita tani
anggota kelompok dalam usaha pengolahan hasil pertanian berhubungan positif dengan pendapatan sehingga hipotesis selanjutnya dapat diterima. Peran para pihak, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kapasitas wanita tani anggota kelompok dalam usaha pengolah hasil pertanian. Hal ini terbukti dari terbentuknya kelompok usaha dodol talas “Sawargi” di Kelurahan Situ Gede dan kelompok usaha minuman kesehatan (Toga) “Bina Sehat Lestari” di Gunung Leutik, Desa Benteng yang sampai saat ini masih mempertahankan
eksistensinya di bidang bisnis. Terbentuknya kedua kelompok usaha tersebut karena adanya pelatihan dan bimbingan yang diberikan, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah mulai dari pembentukan kelompok, bantuan penyediaan sarana produksi, sampai kepada pemantauan kinerja individu dalam kelompok.