Show simple item record

dc.contributor.advisorMartojo, Harimurti
dc.contributor.advisorWiradarya, T. Rustandi
dc.contributor.advisorT. Rustandi
dc.contributor.authorSetiadi, Bambang
dc.date.accessioned2023-10-24T00:27:00Z
dc.date.available2023-10-24T00:27:00Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127832
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk mengamati produktivitas induk kambing Peranakan Etawah pada kondisi pembibitan ternak di Kabupaten Majalengka dan kondisi pedesaan di desa Kartasura dan Purwawinangun Kabupaten Cirebon; Serta penampilan berahi pada kondisi setasiun percobaan Balai Penelitian Ternak Bogor. Data produktivitas dikumpulkan dari tahun 1981 sampai dengan 1985. Pada kondisi pembibitan ternak dan pedesaan, berturut turut rataan jumlah anak lahir sekelahiran 1.34 ± 0.49 dan 1.63 + 0.57, sedang rataan jumlah anak hidup waktu sapih 0.94 0.54 dan 1.3 ± 0.58. Umur induk berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anak lahir pada kedua kondisi, yakni dengan meningkatnya umur induk jumlah anak yang dilahirkan cenderung meningkat pula. Dengan meningkatnya jumlah anak yang dilahirkan, kematian anak secara nyata cenderung meningkat. Dengan meningkatnya jumlah anak yang dilahi kan, kematian anak secara nyata cenderung meningkat. Perbedaan musim lahir juga berpengaruh nyata terhadap laju kematian anak periode prasapih pada kondisi pembibitan anak yang lahir pada musim kemarau laju kematiannya lebih tinggi daripada yang lahir pada musim penghujan. Rataan kematian anak pada waktu lahir dari kondisi pembibitan 7.2 persen dan 9.0 persen pada kondisi pedesaan. Kalau dihi-tung sampai sapih, maka kematian anak 24.4 persen pada kondisi pembibitan dan 21.4 persen pada kondisi pedesaan. Musim kemarau sangat nyata menurunkan jumlah bobot. sapih per kelahiran pada kondisi pembibitan. Hal ini disebabkan lahan yang digunakan untuk tanaman hijauan pakan ternak masih merupakan lahan tadah hujan. Jumlah anak yang dilahirkan sangat nyata berpengaruh terhadap jumlah bobot sapih pada kedua kondisi. Rataan jumlah bobot sapih perkelahiran pada kondisi pembibitan 8.3 + 4.7 kg dan pada kondisi pedesaan 12.8 ± 7.4 kg. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titleStudi karakterisasi ternak kambing peranakan Etawahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordGoatsid
dc.subject.keywordHybridsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record