Dampak Ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) terhadap Kesejahteraan Petani Tembakau dan Industri Hasil Tembakau di Indonesia
Abstract
Tembakau adalah komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi sekaligus
merupakan bahan baku bagi industri rokok. Sehubungan dengan dampak negatif
konsumsi tembakau dan rokok, World Health Organization (WHO)
mencanangkan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Instrumen
FCTC mencakup peningkatan tarif cukai hasil tembakau dan harga rokok,
pembatasan impor tembakau, pengaturan iklan, promosi, dan sponsor rokok
secara komprehensif. Tujuan penelitian untuk menganalisis: (1) faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran dan permintaan tembakau di Indonesia; (2) dampak
ratifikasi FCTC terhadap penawaran, permintaan, dan harga tembakau di
Indonesia; dan (3) dampak ratifikasi FCTC terhadap kesejahteran petani tembakau
dan industri hasil tembakau di Indonesia. Model perdagangan tembakau Indonesia
dibangun sebagai sistem persamaan simultan yang terdiri dari 33 persamaan (25
persamaan struktural dan delapan persamaan identitas) dan diestimasi
menggunakan metode Two Stage Least Squares (2SLS) dengan data time series
tahun 1990-2013. Kombinasi peningkatan tarif cukai hasil tembakau sebesar 12
persen dan peningkatan harga rokok di tingkat pengecer sebesar 10 persen
meningkatkan kesejahteraan produsen, menurunkan kesejahteraan konsumen, dan
meningkatkan penerimaan pemerintah sehingga kesejahteraan nasional masih
meningkat. Oleh karena itu, guna meningkatkan kesejahteraan nasional maka
disarankan mengkombinasikan kebijakan penetapan tarif cukai hasil tembakau
sebesar 12 persen dan peningkatan harga rokok di tingkat pengecer sebesar 10
persen dengan mengkompensasi penurunan kesejahteraan konsumen.