Show simple item record

dc.contributor.advisorEffendi, Irzal
dc.contributor.advisorMokoginta, Ing
dc.contributor.authorAbadi, Ekky Rizki
dc.date.accessioned2023-10-20T01:52:05Z
dc.date.available2023-10-20T01:52:05Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127377
dc.description.abstractPada pemeliharaan ikan mas di kolam tanah atau perairan yang sangat subur seperti waduk Cirata, seringkali ditemukan daging ikan berasa lumpur yang disebabkan geosmin. Geosmin diproduksi oleh alga hijau biru dan mikroorganisme dari kelompok Actinomycetes. Geosmin akan dilepaskan ke perairan oleh Actinomycetes dan ikan mengabsorbsinya melalui membran insang atau salurar. pencernaan. Senyawa tersebut bersifat larut dalarn lemak dan disimpan di dalam jaringan lemak. Hal ini merupakan suatu masalah karena mutu ikan akan menurun sehingga dihargai murah bahkan ditolak oleh konsumen. Rasa lumpur pada daging ikan mas dapat diatasi dengan pemberokan. Selama pemberokan ikan dipuasakan sehingga energi lemak dan protein dikatabolisme. Proses tersebut sangat dipengaruhi oleh ams dan suhu air Ikan mas (200g/ekor) berasal dari sistem budidaya karamba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata, Jawa Barat dan diberok <la.lam wadah berukuran 100 x 13,5 x 5,5 cm (volume 7I air terbuat dari talang air PVC) dengan kepadatan 5 ekor/wadah. Air dalam wadah pemberokan diresirkulasi ( dengan kecepatan arus 403,8 crn/menit) dan difilter menggunakan zeolit. Suhu air dipasang pada 29 dan 32°C dan setiap perlakuan tersebut diulang 3 kali. Setiap hari seekor ikan diambil dari tiap wadah untuk ditimbang dan dianalisis komposisi tubuhnya (lemak, protein, air, karbohidrat dan abu) serta ditimbang bobotnya dan ikan yang diambil diganti dengan ikan stok. Suhu, oksigen terlarut (DO), pH, dan amoniak air pada inlet dan outlet wadah pemberokan diukur pada hari kedua pemberokan. lkan mas yang diberok pada suhu 32°C selama 24 jam mengalami penurunan bobot sebesar 8,81 %, dari 209,5 menjadi 191,03 g. Ikan yang diberok pada suhu 29°C selama 24 jam mengalami penurunan bobot sebesar 5,73 %, dari 209,5 menjadi 197,5 g. Pada pemberokan suhu 32°C selama 24 jam kandungan lemak di tubuh ikan mas juga mengalami penurunan sebesar 10,78 %, sedangkan pada pemberokan suhu 29 C hanya sebesar 7 ,82 %. Komposisi protein pada pemberokan suhu 32cc selama 24 jam di dalam tubuh ikan mas juga mengalami penurunan sebesar 0,82%, sedangkan pada pemberokan suhu 29°C hanya sebesar 0,05 %. Pemberian perlakuan suhu tersebut tidak mengakibatkan kematian ikan selama penelitian berlangsung. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ikan mas yang diberok pada suhu 32°C lebih cepat dalam mengkatabolisme lemak dan protein sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitasnya. Penurunan bobot tubuh temyata diikuti dengan penurunan kandungan lemak didalam tubuh, sehingga rasa lumpur yang larut dan disimpan pada jaringan lemak diduga berkurang. Pemberokan ikan mas sebaiknya dilakukan pada suhu 32°C selama 24 jam, disarankan pula untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai kisaran arus dan suhu yang l.ebih luas dan peningkatan kapasitas wadah pemberokan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcIkan masid
dc.subject.ddcLemakid
dc.subject.ddcRasa lumpurid
dc.titlePengaruh Arus dan Suhu terhadap Penurunan Kadar Lemak Tubuh lkan Mas (Cyprinus carpio) dalam Teknologi Pemberokan sebagai Pendekatan untuk Menghilangkan Rasa Lumpurid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record