Show simple item record

dc.contributor.advisorKinseng, Rilus A
dc.contributor.authorRisyandra, Zulfiana
dc.date.accessioned2023-10-20T01:26:04Z
dc.date.available2023-10-20T01:26:04Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127321
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui hal yang menyebabkan konflik dalam penguasaan lahan di desa Sukamulya dan menganalisis aktor-aktor yang terlibat serta bagaimana peranannya, 2) menganalisis dinamika konflik yang terjadi dalam penguasaan lahan di desa Sukamulya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, 3) mengetahui mekanisme resolusi konflik yang ada, 4) melihat dampak yang ditimbulkan oleh konflik yang terjadi, 5) melihat hubungan antara karakteristik responden, sikap responden terhadap BIJB, dan keterlibatan responden terhadap konflik. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat dari bulan September hingga Desember 2011. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara serta data dari kuesioner yang diberikan kepada warga. Pengolahan data kuantitatif ini menggunakan Ms Excel 2007 dan SPSS 17 for Windows. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang sumbernya diperoleh dari buku, skripsi, tesis, disertasi, dan data dari dinas terkait. Responden dalam penelitian ini adalah 50 orang petani dari blok saptu. Penentuan responden dilakukan secara acak. Sedangkan jumlah informan sebanyak 16 orang dan penentuannya dilakukan dengan teknik bola salju. Hasil yang didapatkan bahwa penyebab utama konflik ialah; proses pengambilan lahan oleh pemerintah tanpa ganti rugi yang sesuai harga pasar, tidak adanya relokasi sesuai Surat bupati No. 553.2/45/DALPROG/2006, tidak adanya musyawarah terlebih dahulu kepada masyarakat tiap pengambilan keputusan, tidak adanya respon dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat, serta ketidaksesuaian data Amdal dan visi misi Majalengka. . Di dalam konflik yang terjadi ada beberapa aktor yang berperan penting. Forum Komunikasi Rakyat Bersatu Menolak Bandara (FKBM) adalah salah satu aktor utama dalam perlawanan warga kepada pemerintah. Dibantu oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat, warga Desa Sukamulya sampai berhasil melakukan demonstrasi ke DPR RI. Konflik ini berdampak langsung terhadap masyarakat. Ada kubu pro dan kontra di dalam masyarakat sendiri. Pihak yang pro sebagian besar adalah orang orang yang dekat dengan aparat desa, sedangkan pihak yang kontra sebagian besar yang dekat dengan FKBM. FKBM juga beraliansi dengan beberapa LSM. Pertemuan sering diadakan antara forum, LSM, dan perwakilan warga. Namun, pengkutuban yang terjadi tidak membuat warga benar-benar terpecah dan saling bermusuhan. Aksi yang diambil warga pun sampai sekarang masih seragam, tidak membiarkan lahan mereka diambil oleh pemerintah. Resolusi konflik secara keseluruhan belum ada sampai saat ini. Pemerintah sengaja untuk sementara ini tidak melakukan upaya pembebasan lahan dengan alasan menunggu pembangunan tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuhan) dan tol Cikancir (Cikampek-Cileunyi-Cirebon) selesai terlebih dahulu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcHuman Ecology - Communication and Community Developmentid
dc.titleKonflik Penguasaan Lahan di Kecamatan Kertajati (Studi Kasus Pembangunan Bandara di Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordKonflikid
dc.subject.keywordLahanid
dc.subject.keywordPembangunan bandaraid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record