Pengembangan Sensor Warna Daun Untuk Pemetaan Kepadatan Serangan Gulma Pada Lahan Terbuka
View/ Open
Date
2011Author
Saputra, Iqbal
Solahudin, Mohamad
Astika, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah menduga kepadatan serangan gulma pada lahan terbuka dan
membuat peta keragaman tingkat kepadatan gulma. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2010
sampai Oktober 2010 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian (mulai 2011 Teknik
Pertanian berubah menjadi Teknik Mesin dan Biosistem), Leuwikopo.
Alat sensor penduga kepadatan gulma dibuat seperti gerobak dengan dua buah roda. Komponen
alat ini terdiri dari beberapa perangkat utama, yaitu roda becak, besi holow, kamera CCD(change
coupled device) di bagian depan dan komputer jinjing serta perangkat sensor jarak yang terletak di
roda. Alat yang telah dibuat diuji coba di laboratorium, kemudian dilakukan uji kinerja di lahan yang
terdapat tumbuhan gulma. Sensor jarak berfungsi sebagai pemicu untuk mengirim data ke komputer
jinjing yang akan memerintahkan kamera untuk menangkap gambar, kemudian hasil tangkapan
gambar di-threshold dalam 4 segmen per-image.
Gambar yang di-threshold dicari nilai warna hijaunya dan hasil thresholding dikelompokan ke
dalam kategori berdasarkan jumlah pixel berwarna hijau. Kategori tersebut yaitu 0-5% kosong, 5.1-
20% sedikit, 20.1-50% sedang, dan 50.1-100% padat, kemudian hasilnya disimpan dalam format text.
Uji kinerja dilakukan pada lahan 11.07 m x 20 m yang dibagi kedalam 9 baris yang setiap
barisnya memiliki lebar 123 cm. Dari hasil uji kinerja didapat tingkat keberhasilan penangkapan
gambar sebesar 90.00 %, waktu tangkap dan penyimpanan gambar sebesar 0.74 detik/gambar. Waktu
tangkap dan identifikasi 4 segmen serta kecepatan menyimpan data sebesar 0.86 detik/gambar.
Akurasi pendugaan program pada kategori jarang 4.40%, sedang 79.80% dan padat sebesar 24.10%.
akurasi pendugaan
Pada pengukuran yang sebenarnya diperlukan beberapa penyesuaian, terutama pada perangkat
sensor pembaca dan kamera. Kendala yang terjadi pada pemetaan lahan terjadi akibat slip pada roda,
kontur yang tidak rata dan dan pengaturan tinggi kamera serta kurangnya kemampuan operator
mengoperasikan alat. Selain itu, masih adanya error pada pendugaan, membutuhkan perbaikan pada
program yang dibuat serta perbaikan pada perangkat sensor yang digunakan.