dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di tiga desa kasus, yang dipilih secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa ketiga desa tersebut merupakan desa-desa penerima dana Bantuan Langsung Mandiri (BLM) PUAP yang dialokasikan antara lain untuk pengembangan budidaya ternak domba, serta memiliki KWT yang cukup aktif. Responden dalam penelitian ini adalah anggota KTD dan KWT penerima dana BLM-PUAP yang masih menjalankan usaha yang didanai oleh dana BLM-PUAP, dengan jumlah responden 21 orang anggota KTD dan 15 orang anggota KWT. Hasil kajian PUAP sebelumnya, khususnya mengenai dampak BLM PUAP terhadap kelompok petani padi, adalah kurangnya perhatian terhadap kesetaraan dan keadilan gender. Pada tingkat individu, kelompok dan kelembagaan petani. Penelitian ini
menunjukkan petani yang menerima dana PUAP di tiga desa di Kabupaten Bogor. Ada ketimpangan
kuantitasnya sebagian besar adalah petani laki-laki (anggota KTD) karena Terdapat lima hingga enam kelompok tani laki-laki, namun hanya terdapat satu kelompok tani perempuan desa. Hampir semuanya mempunyai tingkat pendidikan formal yang rendah, namun pendidikan non-formal yang tinggi tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman agribisnis, baik sebagian besar petani perempuan (anggota KWT) memiliki tingkat pendidikan formal dan non formal yang tinggi namun rendah tingkat pengalaman agribisnis. Penelitian ini menemukan adanya kesenjangan gender akses dan kontrol terhadap program PUAP pada tingkat institusi dan individu. Anggota dari KTD mempunyai peluang lebih besar untuk mendapatkan akses dan kontrol yang lebih besar dalam mengelola dana PUAP dan usahanya sendiri dibandingkan dengan anggota KWT. Namun dalam hal partisipasi, terdapat kesetaraan partisipasi gender antara anggota KTD dan anggota KWT tingkat kelompok. Dari segi dampak dan manfaat, anggota KTD dan anggota KWT pun demikian mendapatkan proporsi keuntungan yang sama pada bisnis mereka. | id |